Monday, March 29, 2010

Beda Igor dan Aku

Basically, kami berdua tipe orang yang berbeda. Aku orang yang selalu memulai segala sesuatu dengan rencana, dia dengan spontanitas. Aku orang yang serius (plus usiaku yang 14 tahun lebih tua dari dia), dia celelekan setengah mati. Check out perbedaan kami di salah dua percakapan antara kami [Ig(or) … Ik(e)…]:

Percakapan I

Ig: Madam, mau pulang jam berapa?
Ik: Nanti … pekerjaanku belum selesai. Aku selesaikan dulu …

Percakapan II

Ik: Igor, aku udah mau pulang…
Ig: Sik ya madam … ini aku lagi download fotonya Sissy Priscilla …
(setelah menunggu beberapa saat)
Sissy Priscilla cantik ya Madam …
kok aku jadi deg2an ya?
Ik: ????

Wednesday, March 24, 2010

NIECINKCVFMROTS (We’ve just hit by a storm…huhuhu)

Yesterday morning seemed to be another ordinary morning in early autumn. The sun was quite warm to walk under to school with the kids without too much heat felt. Time to pick up the kids from school still presented the same view, one fine day was about to end with a big black cloud hanging in the sky. Ready the kids to get out of the school playground by shouting ‘Let’s go home… It’s gonna rain soon’ only to get the answer of ‘It’s not raining… just cloud and thunder’ from my boy.

15 to 4 p.m. … We arrived at home. As I finished my ‘after school’ meal cooking my boy shouted ‘Look!!! I saw thunder…’ and both of them started arguing who actually saw the thunder first. Then I heard ‘pitter patter’ sound. I grabbed the towels in the drying line in the balcony and shoved them in, put the shoes in the shoe shelves to prevent them for getting wet. I went inside, turned on the laptop and readied myself to work. The noisier ‘pitter patter’ disturbed me and made me peeked outside the glass door… Gracious me… HAILS… I called the kids enthusiastically showing them the rain of hails. It could be their once in a lifetime experience… seeing the hails… We stood in front of our glass door, watching the hails pouring down.

But then … the falling hails were getting bigger. They were in the size of small pebbles earlier, they were in the size of golf balls later. They were banging our glass door and windows… making terrible noises… It was terrible. The kids started to get terrified. They were all gather around me.

I ran to our bedrooms to check whether the windows were shut properly or not. They weren’t. I was securing the windows when I heard a ‘CRACK’ in one of the window… O… No… the supposed to be life time experience now turned out to a nightmare. I just prayed that the crack would stay as a crack when suddenly ‘CRASSSHHH’ … the hails sent the glass windows down into pieces of glass and splinters. I pulled the mattresses, the books, the rugs and everything under the windows into the safe side. One window, two windows, three windows, four windows… all were down to pieces… even the windows with the fly screen could not make it this time… they were just broken. Hails and rainwater flooded the rooms.

It was horrible. The kids were crying. The hails kept on banging the windows and sending more and more hails and water to the room through the broken windows. It was messy. Then the hails suddenly stopped and the rain started pouring down. I tried my best to save the bedrooms from disaster, picked up all the glass, splinters and hails in a bucket, covered up the broken windows with cardboard, and dried the rooms with cloths.

Outside was no better, the street was covered with hails… heaps of hails… and started to flood… Falling leaves were (and still are) everywhere, it was just totally different from the usual view of a neat and well-arranged surrounding. There was a traffic jam… cars were bumper to bumper for quite a long time. Never seen such a mess in my life here.

Thank God… no blackout… so we can resume our life. Watching TV, I found out that we’ve just experienced the worst storm in Western Australia in the last 50 years. Tough luck…

And there’s a possibility of another thunder storm today… Huh…!!! CROSS MY FINGERS…!!!

Sunday, March 21, 2010

Menawa arep nyabrang dalan …

Nek iki crita wektu aku isih cilik. Jaman semana (tahun 70-an), sing jenenge dalan durung rame kaya saiki, durung akeh montor lan pit montor akeh-akehe mung pit onthel. Sekolahku wektu itu rada adoh saka omah, kira-kira 1,5 kilo. Mung merga aku urip ning kutha cilik dadi aku wis diculke mangkat sekolah dhewe (aku kelas 2 SD). Amarga aku kudu nyabrang dalan, sepisanan ibuku wanti-wanti, “Menawa arep nyabrang dalan ati-ati, noleh kiwa-tengen dhisik lagi nyabrang.” Bareng wis arep tekan sekolah lan kudu nyabrang, aku kelingan dawuhe ibu … aku noleh ngiwa-nengen terus nyabrang….

GUBRAK…!!!! Aku ketabrak pit. Aku nangis, ditulungi wong pirang-pirang…
….
Aku pancen noleh ngiwa-nengen nanging …aku ora nggatekake ning dalan iku ana pit, pit montor, apa montor … aku ya mung noleh ngiwa-nengen wong pesene Ibuku mung ngono kok…

Friday, March 19, 2010

House Inspection

Mengalami House Inspection … lucu… baru sekali ini seumur hidup aku mengalami namanya rumahku di inspeksi (sama yg nyewakan rumah tentunya), sesuatu yang biasa terjadi di sini tapi menjadi lucu bagiku. Mereka akan lihat apa rumahku bersih atau tidak, apa kasa nyamukku berlubang atau tidak, apa kamar mandiku bersih atau tidak, apa ruanganku berantakan apa enggak, dapurku beres apa tidak, karpetku bolong apa enggak… hehehe serasa mau ujian… padahal asli rumahku standar, kebersihannya standar juga … aku menganut prinsip barang2 di rumah seminimalis mungkin jadi nggak ribet kalau mau mberesin.

Jadilah hari ini hari ‘stand still’ or at least minim kegiatan. Masak? Seminimal mungkin, soalnya kompor dan dapurnya udah dibersihkan dengan pembersih khusus kompor+grill+oven yg membuatnya terlihat mengkilat. Ke toilet? Aku sempat tanya ke Goen (dia yang bersihin kamar mandi+toilet) aku boleh ke toilet nggak karena aku sakit perut. Dia ngelihatin aku seakan-akan aku orang paling goblok sedunia. Ya… aku kan harus tanya… aku tidak mau dituduh menghancurkan prestasinya dalam membersihkan kamar mandi+toilet. Anak2? Pergerakannya dibatasi di 1 kamar aja. Biar nggak berantakin banyak kamar. Alhasil aku dan Yogis hari ini berakhir di Playground di pinggir Swan River didera dingin dan angin kencang supaya dia nggak ngotorin rumah sebelum jemput Dito di sekolahnya.

Akhirnya inspeksi itu berakhir setelah manager property yang bernama Liz Bromley (tinggi, cantik, berambut pirang panjang) memeriksa rumahku selama 5 menit…. Fiuuuuhhhh …

Wednesday, March 17, 2010

Dany-boy …

Dany Sukma Adi Saputra … biasa aku sapa ‘Dany’ kalau ketemu langsung atau ‘Dany-boy’ kalau di tulisan. Selama ini dianggap sebagai my golden-boy (anak emasku…) tapi tidak pernah memanfaatkan aku untuk diperlakukan istimewa. Tingginya average, berkulit terang, senyumnya menyenangkan… Selalu (berusaha) bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan ke dia. Anaknya menyenangkan kalau tidak sedang depressi. Dia selalu percaya pada aliens dan akhir dunia tahun 2012. Dia berencana membuat bahtera besar untuk 2012 dan menyeleksi perempuan-perempuan yang boleh ikut bahtera itu. Dia juga pernah berencana untuk membuat pasukan pembela bumi dengan markas besar di ruangku. Keinginan terkuatnya adalah menjadi pohon karena katanya pohon selau mau berkorban tanpa pamrih (gitu ya?).

Dia selau ada kalau aku membutuhkan pertolongan … entah kenapa … co-incidence aja… dia selalu around … contohnya waktu ban motorku bocor malam2 di parkiran bawah fakultas Sastra … aku sendirian waktu itu… dan rasanya haaaahhhhh … putus asa banget karena berarti aku harus mendorong motorku naik ke parkir atas… ke pintu masuk yang lumayan jauh dan nanjak plus plus habis itu harus berjuang cari tambal ban yang entah masih ada yang buka atau nggak soalnya sudah jam 9 malam. Di tengah2 kebingunganku, tiba2 ada anak datang … bukan Dany emang tapi Davis … Nah … berhubung Davis ini kalo sama aku agak takut … begitu tahu kalau ban motorku bocor, bukannya menawarkan untuk langsung nolong tapi dia bilang “ Sebentar mam, tak carikan Dany … dia ada di kampus kok, lagi download …” Dan entah ada di mana, setelah kutunggu beberapa saat, Davis berhasil membawa Dany yang kemudian dengan sigap jongkok di depan motorku dan mencari paku atau apapun benda yang jadi biang bocornya ban motorku… Dia lalu bilang ke aku, “Udah madam sekarang dorong dulu motornya ke pintu keluar, aku keluar cari tambal ban yang masih buka.” Setelah beberapa lama Dany kembali sambil bilang, “Tambal ban yang masih buka ada di dekat terowongan.” Dan dengan sopan bilang ke aku, “ Madam … udah aku aja yang bawa motornya madam… aku kan lebih ringan. Madam naik motorku” (Dia nggak berani ngomong kalau aku lebih gemuk … makasih ya Dan … :D :D)

Kali yang lain…
Waktu itu hujan deras minta ampun dan aku minta tolong Dany buat mbeliin aku kaset untuk merekam dialog mandarin untuk pentas wayang. Dany datang dengan basah kuyup sambil mbawa kaset yang terbungkus plastic rapat. Sudah itu karena script dialog mandarin harus di fotocopy dan tidak mungkin pergi keluar karena hujan deras, Dany yang basah kuyup dengan sukarela memanjat ruang Dekan untuk menfotocopy script itu di mesin scan kantor Dekan (maaf ya Bu Dekan… kantor Ibu pernah dibobol…).

Thursday, March 11, 2010

Bahasa Jawa = secret language

It is true that you are going to regard ‘ordinary thing’ as a gift… a precious one … when you are an alien in a foreign land. I always took for granted my ability to speak “bahasa Jawa” , it is just that I can … so what?... . But it comes in a handy now. Living in this English speaking country with my family, Goen and I use bahasa Jawa when we say something that other people should not know. It is bahasa Jawa and not bahasa Indonesia since there are people who understand bahasa Indonesia; those come from Malaysia, Singapore, or people who have been in Indonesia. Bahasa Jawa is a kind of ‘secret language’ for us even from Indonesians who are not Jawa and have never been to Jawa. So, we can talk about our private problems or our personal opinions about things quite openly in public … though we try not to speak too loudly in case there are unexpected people understand bahasa Jawa.

Monday, March 8, 2010

Kenal Igor?

Igor adalah salah satu ‘mahluk’ yang menghantui ruangku di Sastra sebelum dia lulus. Aku biasa memanggilnya ‘Devilish Kid’ (or biasanya cuma ‘kid’) karena buatku dia adalah the most insensitive heartless jerk… Dia biasanya memanggilku dengan ‘madam’ (or kalau dia sedang kumat “MAD AM (Mad … Anggur Merah)) … nama panggilan yang kemudian popular dan dipakai banyak anak untuk memanggilku, sekalipun nama itu membuatku kadang merasa seperti ‘germo’. Dia mirip bom yang sudah didetonasi… sewaktu-waktu bisa meledak nggak beraturan, tidak dengan kemarahan… tapi dengan kegilaan… Ada saja idenya untuk membuat kegaduhan. Salah satu ‘talent’ utamanya adalah main gitar dan bernyanyi dengan gaya ‘howling’ dan ‘barking’ … yang suaranya bisa sampe pintu keluar universitas…

“KAN KUINGAT!!!! Didalam HATIKU betapa indah semalam DI ..CIGANJUR!!!”

atau lagu kesayangannya ini:

“When the NITE has come and the land is dark … and the moon is the only light you see … STAN BAK MI … STAN BAK MI …”

Nama lengkapnya Ezra Igor Tanjung Pambuko. SMA-nya dulu di SMA SEDES SEMARANG yang masih sering dia datangi karena dia bisa tebar pesona ke gadis2 belia (dia punya kecenderungan pedofil rupanya …). Berkulit gelap, kurus, lumayan tinggi. Bertahi lalat buesar di hidung (bener nggak ya?). Pemain Basket di SMA-nya dulu, tapi entah kenapa tidak diteruskan waktu di Universitas. Kemampuannya untuk jatuh cinta sama lawan jenis merupakan campuran antara anugerah dan kutukan untuk dia… jatuh cintanya seperti siklus bulanan perempuan. Dia selalu wangi karena salah satu hal yang paling tidak suka dia lakukan adalah mandi (air dingin), untuk dia sikat gigi, keramas, dan parfum sudah cukup (ini lho anehnya … bisa keramas kok ya nggak sekalian mandi-in badan gitu lho … anak aneh …). Rekor tidak mandi terakhirnya adalah dua minggu (?).
S1-nya diselesaikan dengan gaya ‘entah lah … nanti kan selesai sendiri’ di Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris Universitas Katolik Soegijapranata. Sekarang S2 di Enhai (NHI) Bandung kalau nggak kesasar di jurusan managemen perhotelan. Maret tahun ini dia akan ke Thailand dengan harapan katanya “bisa ke Vietnam dan kena ranjau darat di sana…” (bener gitu ya???...)

Friday, March 5, 2010

Lampu sein

Dina iku aku karo kanca kuliahku arep menyang Gramedia, saka kampus Sastra Undip (dalan Hayam Wuruk). Lungane numpak sepeda motore kancaku, aku mbonceng. Tekan ngarep gedung Bank Indonesia ing dalan Imam Bonjol, kancaku noleh memburi lan takon: “Ik, lampu sein-ku ki mati apa murup. Coba delengen.” Dikandhani kaya ngono aku terus namatke lampu sein sepeda motore kancaku. “Murup … eh…mati …murup…mati…eh …murup,” kandhaku. Krungu omongku, kancaku dadi anyel: “Piye to kowe ki, tak kon nge-cek lampu sein-ku mati apa murup kok malah ngajak guyon?” Aku terus semaur: “Lha pancene lampu sein-mu kuwi sing rusak… murup mati … murup mati.” Krungu wangsulanku sing mangkel, kancaku meneng wae. Bareng tekan Gramedia lan rampung parkir, kancaku nyedhaki aku lan kandha: “Ik, kowe ki pancen goblok! Sing jenenge lampu sein ki ya murup mati… lha wong lampune rak kedip-kedip murup mati… Cah kok gampang men emosi…”

Nulis nganggo basa Jawa kok ya jebulane angel banget dadi nek salah nulis nyuwun pangapura...

Thursday, March 4, 2010

Aku hari ini ...

Dia bilang, "Berbahagialah..." Kuucapkan, "Do'akan ya..." Tapi ada yang menangis saat aku mengucapkan kata itu. Bukan tangis di mata, tapi lebih halus lagi, itu tangisan hati yang tak pernah terdengar dan terlihat, yang amat lembut dan senantiasa menginginkan aku untuk bilang... "aku mau bahagia, tapi itu artinya bersamamu... aku mau bahagia bersamamu" :: by Ucu Agustin

I got these lines from Melao Kamisama's wall in Facebook ...

Wednesday, March 3, 2010

Aku, Kamu, Bulan, dan Rindu Pulang















Andai rindu punya sayap, aku pasti sudah terbang pulang
Tapi sayang dalam hidup ini tidak ada kata ‘andai’
Kata itu cuma ada dalam angan-angan

Jadi kalau aku rindu pulang
Aku menuruti katamu: keluar rumah dan mencari bulan
Karena kamu pernah bilang: “Biar kita jauh, kalau kamu keluar rumah dan melihat bulan kita melihat bulan yang sama.”
Dan aku merasa … aku pulang …

Tuesday, March 2, 2010

My glass of beer

I am telling you this,
My life is like drinking a glass of beer,
The first sip will be bitter, but it’s getting sweeter toward the end
You’ll get drunk but not so bad that you can’t survive
The warmth lingers long enough to free your spirit without losing your head

I like it that way
When everything is not black and white but in the shade of grey
So if you think that I’m pointless you are wrong
I just wanna be me who do not want great things but just enough
Even if I only go with the flow

I chose my own life
Neither can someone tell me what way I should go
Nor can someone tell me what to do
Coz I’ll be the one who pay for them all, smashing my head to the wall
And I’ve learned the hardest way not to cry when I fall

(Written for Felix, inspired by Igor’s simple philosophy of life)

@48cool

The good and the fallen

My mind is so full of you that I can’t keep a space for myself
Am I doomed by having you fully in my dreams?
When you’re so innocent and naïve
And I am so cursed and worn

I can only be the hero you won’t let me to be
Be the savior you condemn to live without
Be the light of your bright path
Be the guide for your precise destination

The devil in me wants you badly
But I can’t let myself break the heart so delicate
Afraid to hurt the soul so divine
Just let me keep you in my heart …always

@48cool

It's me ...

So many things happened since I created this blog ... I can't maintain it well ... but I have published new posts for I think I've got so many things in my mind now which make me ready to burst and explode right away if I don't express them in writings. This blog will be a kind of open diary for me without any intentions of attacking anybody ... no offense ... all are personal... My postings will be either in bahasa Jawa, bahasa Indonesia, and English depend on my swing of mood ...

I ain’t a Princess

Aku tidak ingat kapan aku ‘give up my ideas to be a princess’ … seorang putri… yang memakai gaun putih panjang, bersepatu indah, berwajah lembut, berambut panjang, berkulit terang, sopan santun dan baik hati…;


… mungkin ketika aku menyadari bahwa aku tidak bisa memanjangkan rambut tanpa kelihatan seperti ‘wild ghost chased by old witches’ …;


… mungkin ketika aku sadar bahwa kulitku tidak akan pernah putih dan mulus karena terlalu banyak terpapar matahari dan terlalu banyak luka…;


… mungkin ketika aku tahu bahwa aku tidak bisa duduk diam … jadi cakep cantik manis… karena selalu tergoda untuk bergerak dan berlari … free spirit chasing the wind …;


… mungkin ketika aku menyadari bahwa tubuhku ‘minimalis’ tanpa tonjolan yang cukup berarti untuk kelihatan sexy dan menarik hati laki-laki…;


… mungkin ketika aku memilih untuk tidak menutup mulutku dan ‘just say things from the top of my head’ ketika aku melihat, mendengar, atau mengalami sesuatu yang aku suka atau tidak suka …;


… mungkin ketika aku tahu bahwa aku tidak bisa membedakan kiri dan kanan dengan benar jadi aku tidak bisa menari/berdansa dengan baik tanpa membingungkan orang lain …;


… mungkin ketika aku sadar bahwa mataku lebih mampu memancarkan keseriusan dan kesinisan dibandingkan pandangan yang ‘adorable’ ke orang lain …;


… mungkin ketika aku tahu bahwa tawaku keras dan suaraku ‘travels’ …;


… mungkin ketika aku menyadari bahwa things are not free and work hard is the key …;


… mungkin ketika aku belajar bahwa aku tidak harus menunggu ‘a prince charming (riding in a white horse) … untuk menolongku … karena aku harus mampu menolong diriku sendiri …;


… mungkin ketika aku mengerti bahwa ‘it’s better to laugh than to cry’ …;


masih banyak mungkin yang lain … tapi satu hal yang pasti …


I AIN’T A PRINCESS …