Sunday, October 31, 2010

Kalau aku tahu yang Igor pikirkan …

Ada kalanya Igor pintar juga…

Sore itu aku agak ‘high temper’ karena harus koreksi draft skripsi mahasiswa yang bahasa Inggrisnya bikin EmU (emotionally unstable…). Emosi yang terpendam ini serasa mendapat penyaluran waktu Igor muncul dan melakukan hal-hal yang nggak mutu seperti main gitar ngawur, nyanyi ngawur keras-keras, ngegodain cewek-cewek sampai mereka menjerit-jerit… dan ini yang penting… draft skripsinya belum menunjukkan progress apa-apa… Jadilah aku ‘terpanggil’ untuk secara panjang lebar menasehati dia. Aku sudah nggak ingat detailnya apa saja yang aku ngomongkan karena itu nggak penting… yang penting adalah emosi tersalurkan… dan dia juga dipastikan tidak ingat apa yang aku bilang karena dia pasti tidak mendengarkan… Yang sangat aku ingat hanya kalimat terakhirku yang aku ucapkan dengan nada kesal, ‘Aku nggak ngerti apa yang kamu pikirkan!!!
Dan dijawab Igor dengan kalem dan polos, ‘Kalau madam tahu apa yang aku pikirkan pasti madam nggak mau… pikiranku isinya cewek-cewek… …

You’ve got the point kid… you’ve got the point!!!

Tuesday, October 26, 2010

Only Fools...

Only fools refuse to see the faults in those they love ... (Deltora Quest 3 'The Isle of Dead' - Emily Rodda ...

Move on

Tangled in a web...

Aku tahu hanya aku yang bisa melepaskan diri dari ikatan yang membelengguku. Tapi aku tak bisa pergi tiba-tiba tanpa kau tahu, tanpa kau merasa. I have to move on. Terlalu banyak hal di luar sana yang terlalu berharga untuk kubiarkan begitu saja. I must move on. Hidup ini terlalu berharga untuk dibuang, terlalu berharga untuk di sia-siakan hanya untuk sekeping hati yang sedih.
Let it go
Hold my head high
Blink back the tears
smile
move on
leave it behind...

Friday, October 22, 2010

Mereka bukan orang …

Ini episode makan yang melibatkan diriku, Danty (lagi), dan Anton. Aku tidak terlalu lapar waktu itu tapi aku tahu kalau aku harus makan (aku tipe orang yang kalau ‘underpressure’ tidak doyan makan), jadi aku memutuskan untuk keluar makan. Karena di ruanganku ada 2 mahasiswa maka aku mengajak kedua mahluk itu pergi makan. Sudah menjadi kebiasaanku kalau mengajak makan mahasiswa, mereka sudah pasti harus bayar sendiri karena aku kan bukan dompet berjalan. Kami memutuskan untuk makan di warung mie ayam di daerah Sampangan mengingat budget Danty dan Anton sangat cekak.
Sampai di warung itu aku, Danty, dan Anton memesan semangkok mie dan segelas es teh. Sambil menunggu pesanan Anton curhat kalau dia sudah 3 hari tidak makan dengan ‘proper’ dan Danty bercerita kalau uang yang dia bawa adalah uang terakhirnya. Ketika pesanan datang, dengan sekali tarikan nafas Anton menghabiskan mie ayamnya. Danty menyusul kemudian. Aku masih menikmati mie-ku dengan perlahan.
Aku memang terlahir dengan tongkrongan gahar namun dengan hati yang sensitive karenanya ketika aku melihat betapa cepat mereka menghabiskan makanan, di lubuk hatiku yang paling dalam aku tahu kalau mereka lapar. Aku tak sanggup melihat mereka memandangi makananku yang baru separo habis. Karena itu aku dengan prihatin (plus demi menjaga keutuhan makananku) menawarkan ke mereka, ‘Kalian mau nambah lagi? Kalau iya, aku yang bayar kekurangan uangnya deh.’
Gayung bersambut, mereka setuju untuk memesan lagi. Jadi mereka memesan untuk round ke-2, Anton dengan menu yang sama Danty memesan bakso.
Round kedua sudah terlalui dengan sukses dan aku sudah menghabiskan makananku ketika Anton tiba-tiba berkata, ‘Siji maneh ya??? Nanggung nih …’ Kepalang basah, aku mengiyakan. Jadilah ada round ketiga untuk Anton.

Aku salah mengajak teman makan rupanya… mereka bukan orang … mereka tempat sampah …

Monday, October 18, 2010

Untukmu hari ini

Ingin kutanya padamu tentang satu hal,

'Sebegitu sulitnyakah kamu untuk dicintai?'

Aku begitu menyayangimu dan aku merasakan sakit yang sangat saat kamu menyakiti orang lain. Aku ingin kamu berhenti menyakiti orang-orang yang mencintaimu dan mungkin kamu cintai.

Haruskah aku berlutut di depanmu dan memintamu berhenti?

Kalau pun aku bisa, kau tahu aku tak akan melakukannya...

Karena aku terlalu tak peduli padamu
Karena aku tak mau tahu tentangmu
Karena cintaku berdasarkan kebencian
Karena sayangku berdasarkan kemarahan

Aku tidak pernah bisa menyayangimu dengan lembut dan tulus...

Saturday, October 16, 2010

Ph.D

Once upon a time …, when Dany and I had lunch in Thomas Aquinas University Canteen… we figured out three stages of Ph.D…

1st year of Ph.D study leads to the title of ‘Possible head Damage’

2nd year of Ph.D study entitles a person with ‘Positive head Damage’

3rd year of Ph.D study inaugurates a person with ‘Permanent head Damage’

….

So everytime I want to give up … I just know that I have to keep on going because that’s what the title means anyway …

Wednesday, October 6, 2010

Taiko Sastra Unika- The very beginning…



Buat yang sekarang di Sastra, di tahun 2010 ini, Taiko Sastra udah nggak jadi nama yang asing di telinga lagi (semoga begitu deh)… n moga2 ke depannya Taiko Sastra juga bisa terus eksis n bisa lebih berkembang lagi dari bentuknya yang awalnya cuma sederhana.

Taiko tuh apa sih? Cek aja di Google.com ya… karena keterangannya bisa panjang lebar. Intinya ini sebenarnya kesenian dengan tambur besar (kendang besar) dari Jepang.

Bedanya dengan Taiko yang asli Jepang, Taiko yang Sastra Unika punya khas… TAIKO VAN JAVA (nama itu ditulis oleh Igor di external hardiskku, di bagian folder yang berisi rekaman Taiko Sastra Unika). Yup… benar … TAIKO VAN JAVA… karena ada gabungan antara gamelan sama pukulan Taiko model Jepang dalam pementasannya.

Kenapa aku bilang ‘pukulan Taiko model Jepang’ dan bukan ‘tambur or kendang’? Itu karena (hehehe… aku jawab sendiri…) … kita nggak pake tambur/kendang Jepang tapi pake kendang Jawa yang dipukul pake pemukul ‘drum’ modern.

Kok ada kesenian yang alat musik-nya kocar-kacir begini? Yah… itulah… karena Sastra Unika lebih menghargai kreatifitas ditengah keterbatasan daripada menyerah pada keterbatasan… (pinter kan ngeles-nya?).

Kreatifitas ini sangat-sangat nggak boleh dilepas dari peran Bapak EDY PURSUBARYANTO (dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM) dan mbak MAYA WALTON (siswa pertukaran budaya dari Amerika) yang sudah dengan sangat ‘genius’ mengkolaborasikan pukulan Taiko Jepang dan gamelan. Kolaborasi pukulan Taiko, gamelan, dan tarian Jawa oleh mbak Maya, Pak Edy dan putra pak Edy yang penari (?) ini sempat pentas di Festival Budaya di Malaysia.

Pak Edy inilah yang dengan halus dan santun  berhasil memaksa group gamelan NIKIMUZIEKU mengiringi mbak Maya dan pak Edy bermain ‘Taiko’ pada pembukaan pementasan WAYANG 5 BAHASA DI SASTRA TANGGAL 12 JUNI 2009 (ini catatan sejarah… hahaha… penting!!!).
Memaksanya begini. Sebagai seksi acara aku harus memastikan kesiapan tim2 yang akan pentas wayang. UGM, Semata Wayang, akan tampil sebagai ‘guest star’ … so sehari sebelum hari H aku menghubungi pak Edy. Di tengah-tengah percakapan yang memakai bahasa Jawa halus, pak Edy berkata,’
“Mbak, mangke kangge acara pembukaan, mbak Maya Walton, saking Amerika, saged ngisi Taiko.”
“Oh… ngaten nggih pak… Taiko punika menapa?” tanyaku sambil mencatatnya di buku acara.
“Ah… punika gampil kok mbak. Mangke rencang-rencang saking Unika ingkang ngiringi ngangge gamelan.”
“Wahh pak, punapa saged? Dereng nate ngertos lan latihan?” kataku mencoba menghindar.
“Latihan sekedhap mawon saged kok. Punapa malih rak rencang-rencang Unika sampun biasa nabuh,” kata pak Edy halus.
GLODAK… GLUBRAK… TUEEENGGGG… rasanya kaya’ dipukul pake botol isi ulang Aqua yang berisi penuh air… rasanya mau muntah dan pusing… nyut…nyut…
PUJIAN dan TANTANGAN yang disampaikan dengan ‘sempurna’.
Aku menerima tantangan itu bukan sebagai ‘ike’ yang selalu tidak pernah berkata tidak terhadap tantangan, tapi karena bahasa Jawa halusku terbatas untuk bisa ‘mengeyel’… :D

Walhasil, malam sebelum pentas wayang… setelah gladi resik semua pertunjukan Wayang yang akan tampil… kami para penabuh gamelan ber- ‘HARAKIRI’ berlatih ‘BINDRI’ … lagu yang akan dipakai kolaborasi dengan pukulan Taiko mbak Maya setelah sebelumnya mbak Maya dan Pak  Edy memberi pengantar pendek tentang Taiko…

Betul-betul tantangan tersendiri… apalagi ritme-nya makin lama makin cepat sesuai dengan pukulan mbak Maya… koordinasi tangan, mata, telinga jadi kacau beliau… chaotic banget pokoknya… nggak jelas main gamelan apa ‘ngamuk’ gamelan…
Tanyakan pada saksi mata dan saksi hidup para pemain gamelan saat itu (ocha, inez, anita, ayu, bunga, shinta irawan, etta, rina, yona), komentarnya pasti macam-macam… ada yang mukul ngawur, ada yang terus bengong, ada yang gamelan-sync (plesetan dari Lip-sync), Thanks God ada pak DALMIRI yang memainkan gamelan dengan sungguh sempurna, cepat, canggih dan menutupi kekurangan yang lain. Yang jelas begitu satu sesi selesai, semua pemain ambruk di atas alat masing2… FIUUUHHH…

Dari acara pembukaan Wayang 5 Bahasa itulah Taiko Sastra berkembang…

Ps.
Special-very special thanks buat Pak Edy dan mbak Maya Walton yang sudah memberi ide buat Taiko Sastra Unika…
Dan satu lagi thanks berat buat BU HENY yang sudah memperkenalkan Sastra dengan Pak Edy… kapan kita bertandang ke Yogya dan ‘jam session’ wayang dengan anak-anak Semata Wayang UGM bu?
Ke pak TR juga yang sudah saya bingungkan untuk mencari notasi ‘Bindri’

Monday, October 4, 2010

I wonder

Ini pertanyaan yang garing sebenarnya … I just wonder apa orang lain juga merasakan hal yang sama. Goen dan aku sekolah di Universitas yang sama sekarang ini. Rute kami sama karena gedung kami berseberangan. Jadi kadang kami ketemu nggak sengaja entah itu di rute rumah-universitas atau di depan gedung atau di tempat lain … dan my heart always feels warm when I see the glimpse of him and I beams whenever I have a chance to greet him and talk to him… Jadi kalau aku lagi jalan aku selalu clingak-clinguk berharap ketemu dia … …ayayayayaya… ;p