Sunday, November 28, 2010

10 Things about Futsal sastra 2008-2009

Tahun 2008-2009, oleh coordinator futsal Sastra, Christ ’07, aku diminta menjadi 'manager' Futsal Sastra yang setelah ditinggal pak Stu jadi hidup segan mati nggak diterima akherat… Heheh sounds great ya …dengan kenyataan seperti ini:

1. Sastra minim cowok...duh... pekerjaan awal adalah menghimpun pemain dan nawarin ke every possible person untuk ikut futsal... dan dapat jawaban lucu: 'kalau renang bisa mam...' (Hendra '06) dan masih ditagih pula beberapa hari kemudian: 'Mam, kolamnya udah dibuat?’... 'Saya bisanya balap sepeda' (Hartono '08)…
2. Kumpul untuk latihan di Rabu sore jam 3 dan Sabtu pagi jam 6 and bahkan kumpul untuk tanding adalah tantangan tersendiri. Yang terjadi adalah beberapa peristiwa penculikan… Arswendi ’05 diculik dari kegiatan mencuci baju di Sabtu pagi… ‘Waduh… bu… gimana nih? Bajunya udah terlanjur tak masukkan mesin cuci.’ …; Steven ’06 diculik dari rumah sakit ketika sedang menunggu tantenya yang sakit … ‘Bu… aku lagi ndek rumah sakit ini… nunggu tanteku.’; CB ’05 diculik ketika dia sedang mengantar ibunya (nggak tanya kemana)… ‘Siap…mam… aku ngantar ibukku dulu…’; Leo ’05 diculik ketika sedang makan siang… ‘Iya mam… iya… iya… aku lagi makan…’… Semua kalimat diatas hanya aku ‘reply’ dengan kata ‘HASSSYAHHH… .’ dan mereka dengan penuh dedikasi latihan dan datang tanding futsal juga. Alasan tidak datang yang aku ‘iya’-kan dengan tulus ikhlas adalah ketika Frey ’07 mengirim sms saat harusnya dia datang bertanding dengan pesan ‘Mam… saya tidak bisa datang… anak saya sakit… tapi saya lain kali datang’…
3. Peristiwa paling buruk dalam pertandingan adalah ketika hanya 5 pemain yang muncul… cuma 5 tanpa cadangan… setelah nyaris tanpa kiper…
4. Pengalaman terburuk dalam latihan adalah ketika semua pemain udah kumpul, ternyata bola futsal tidak ada di tempat… diamankan secara tidak senonoh oleh Anton ’06… yang hari itu tidak datang karena harus menunggu 2 ponakannya yang sakit. Akibatnya manager mendapat cercaan dari anggota tim… karena dianggap tidak bisa mengantisipasi masalah… (FYI: Sastra cuma punya bola satu, itu masalahnya… sudah the one and only… masih nggak ada ditempat lagi…).
5. Pengalaman latihan rutin? Yah… begini… pemain yang cuma 5 aja tuh jarang banget bisa terkumpul 5. Jadilah beberapa kali aku memberanikan diri jadi volunteer ikut main futsal. Yang ada adalah mungkin latihan yang paling ‘sopan’ dan ‘penuh basa-basi’… ‘Maaf bu… maaf…’ … setiap kali aku tersenggol atau nyaris tertabrak… atau sekedar ‘anggukan kecil’ setiap kali ada yang mengambil alih bola dari kakiku. Pernah juga dipaksa untuk jadi ‘kiper’ … giliran yang menendang bola adalah Martinus ’03, yang aku lakukan adalah menghindari bola dengan sukses… gila kali… itu anak nendangnya kenceng bener… DUAAAAKKKK… Zuittttt…. ‘Mbok!!! Dadi kiper ki bolanya ditangkap! Kok malah menghindar??’ protes Anton ’06… Luweh… siapa juga yang mau ketabrak bola batinku…
6. Strategi tanding? 0-0-5 kata Licco ’03… ‘Maksudnya?’ … ‘Semua pemain defensive bu… nggak ada yang menyerang…’… itu juga udah setengah mati…
7. Kostum … ehhhmm … NONE … None Betawi lumayan, ini None Bule alias ndak punya. Kostum yang dipakai adalah kostum peninggalan pangeran Stuart Bruce dulu. Jadi tim absurd … contoh… Christ tampil sebagai Igor, Anton tampil sebagai Licco, CB tampil sebagai Dany… dsb… dsb… cukup membingungkan supporter yang nggak akrab sama pemain… Seragam itu sekarang dimana ya? Aku yang harusnya bertanggung jawab nih… tapi aku sedang hidup di rantau… jauh dari emak dan bapakku…
8. Sepatu yang dipakai adalah sembarang sepatu yang dipunya pemain, kadang pula bersepatu sandal, bersandal jepit atau bertelanjang kaki sekalian kalau latihan. Pernah dalam satu pertandingan, sepatu dipakai bergantian antara pemain dan pemain cadangan… mengharukan…
9. Sepi supporter... yang nyuporterin jarang… nyaris tak ada... untuk mengundang supporter harus meng-sms kian kemari or telpon ke sana kemari...
10. Pengalaman latih tanding terlucu… waktu latih tanding lawan anak SD yang kebetulan datang di Sabtu pagi… dan waktu Nyonyo jatuh dan nggak ada yang mampu mengangkat…


Dengan kenyataan di atas, apa sih yang jadi alasan aku tetap bertahan? Motif or cita-citanya sih sederhana, biar kecil Sastra harus exist, udah kecil terpencil letaknya, nggak banyak dikenal orang lagi masak nggak berani ‘bertempur’ sama jurusan lain?
Yuppie… jaman itu emang jaman susah tapi buat aku yang penting tuh ‘opportunity’ untuk dikenal orang lain. Biar kalah atau menang, yang penting mau usaha. Jadi… waktu beberapa saat yang lalu aku dengar Futsal Sastra menang di pertandingan (tahun 2010), rasanya 'terharu' dan 'bangga'. Karena … whatever happens, aku merasa sudah menjadi bagian dari tim itu.
Lewat tulisan ini aku juga ingin mengucapkan terima kasih buat pemain-pemain Futsal saat itu: Arswendi ‘05, Cb ‘05, Leo ‘05, Anton ‘06, Christ ‘07, Hermanto Pali ‘02, Steven ‘06, Ronald Nyonyo ‘06, Frey ’07, yang berdedikasi untuk membela sastra …
Thanks juga buat Martinus ‘03 yang sempat melatih, meminjami kaos dan meminjami bola, dan dedikasi tingginya untuk berjuang bersama tim Sastra sampai di detik-detik terakhir wisuda…
Dan Anggita ’06, Anita ’07, Ayu ’07, Marsha ’07, Agnez ’07, Danty ’08, Igor ’04, Dany ’04, Yoedha ’04, Afuk ’04, Seto ’04, Licco ’03, Oq ‘06, Enk ’00, Metta ’04, Benny Sahputra ’04,Adrian ’07, Willy ’08, David '06, mbak yang temannya Arswendi dan Cb, untuk kesetiaannya jadi supporter, jadi penggembira, dan jadi pemain penggembira (especially Enk dan Benny)...
Adakah yang kelewatan?… kalau ada yang kelewatan tunjuk jari ya… thank you…

Wednesday, November 24, 2010

How many login names and passwords you have to remember?

Mine are (now):

3 active e-mail addresses login names and passwords
1 library login number and password
1 journal login number and card barcode number
1 FB login name and password
1 Friendster login name and password
1 Twitter login name and password
2 YM login names and passwords
1 Youtube login name and password
1 mobile phone login name, password and pin number
1 internet login name, password and pin number
1 account login name and password for internet transaction
1 account number and password for my savings
1 laptop password
and ... 1 blog login name and password for sure...

How can a poor old fellow like me survive this modern world with so many things to memorize?

Monday, November 22, 2010

Strawberry dan Coklat

‘Kamu mau pesan apa?,’ tanyamu
‘Biasa… milkshake ……’
‘…strawberry dan coklat,’ tukasmu
‘He eh ….,’ jawabku mengiyakan
‘Ternyata ada hal-hal di dunia ini yang tak berubah,’ katamu
‘Pengkalimatan yang ekstrim…,’ jawabku
‘Maksudmu?’ tanyamu
‘Hanya karena aku penyuka milkshake strawberry dan coklat dari dulu sampai sekarang, bukan berarti aku tidak berubah,’ kataku
‘Aku selalu suka mencoba hal-hal baru kecuali mencintai yang lain,’ katamu tiba-tiba
‘Maksudmu?’ aku ganti bertanya
‘Kau tahu… aku tak pernah bisa berhenti mencintainya,’ jawabmu
‘Selama itu? Kau masih menyimpan cinta setelah sekian lama?’ tanyaku setelah sadar siapa yang dibicarakannya.
‘Ya…. . Menyedihkan bukan?’ katamu sambil memanggil pelayan untuk memberikan pesanan.
‘Kau tak pernah kelihatan sedih,’ tuduhku
‘Kenapa harus kelihatan sedih? Sudah cukup menyedihkan bagiku untuk ‘merasakan’ sedih dan tidak ‘menampakkan’ sedih,’ katamu sambil memandangku
‘Hmmm … entahlah. Aku kira cinta itu sudah lewat,’ kataku mengambang
‘Aku heran… kenapa waktu itu kau tidak berjuang untuk mendapatkan cintanya? Kau bukan tipe yang gampang mengalah begitu saja…,’ aku ganti bertanya padamu
‘Kau tahu perempuan itu kan?,’ tanyamu tanpa menjawab pertanyaanku
‘Ya… aku tahu … tapi aku tidak tahu banyak kecuali info standardnya. Nama… apalagi ya? Nampaknya hanya itu yang aku ingat,’ jawabku sambil tertawa kecil.
‘Aku pernah bicara dengan perempuan itu. Tidak untuk menyudutkannya… jangan khawatir…,’ katamu menenangkanku
‘Kami mengobrol ….,’ lanjutmu
‘Dan kau tahu? Perempuan itu sungguh memujanya… dimata perempuan itu, dia adalah hal terbaik yang pernah ada. Perempuan itu bilang kalau apa pun akan dilakukan untuk dia… Perempuan itu begitu mencintainya … Aku melihat dari sorot matanya… Perempuan itu begitu bahagia karena boleh mencintai dan dicintainya….’
‘Lalu kau sendiri?’ tanyaku
‘Itulah … aku tak yakin cintaku padanya sebesar cinta perempuan itu padanya. Aku tidak yakin mataku berbinar-binar dan pipiku memerah ketika aku bicara soal dia. Aku tidak yakin kalau aku mau melakukan apa pun untuk selalu dicintainya,’ jawabmu
‘Jadi kau korbankan dirimu untuk perempuan itu? Apa kau pernah bertanya pada laki-laki itu tentang apa yang dia inginkan?’ tanyaku
‘Aku tidak perlu bertanya apa-apa…tidak ke siapa-siapa… aku tidak mau menghancurkan yang ada …bisa tetap mencintainya sudah cukup buatku,’ jawabmu
‘Sekalipun itu menghancurkan hatimu?’ desakku
‘Ya … seperti kau yang mencintai strawberry dan coklat dan akan terus begitu… aku juga mencintainya dan akan terus mencintainya …,’ katamu sambil tersenyum

Monday, November 15, 2010

Igor dan Komputer di ruangku

Igor adalah salah satu ‘pelanggan’ komputer berinternet gratis di ruangku. Dia bisa sangat ‘jinak’ kalau di depan computer, bisa berjam-jam tanpa bicara. Kesetiaannya pada komputer di ruangku pernah menerbitkan kesimpulan dibenakku yang tak pernah kuungkapkan karena aku tidak siap dengan jawaban ‘gila’-nya: “Coba ya … kid … kalau kesetiaanmu sama cewek2mu itu sama dengan kesetiaanmu sama computer ini, pasti kamu nggak akan kesulitan dapat cewek impianmu…”
Saking jinaknya dia kalau di depan komputer, aku selalu merasa nyaman2 saja kalau dia ada di ruangku. Tidak ada kewajiban untuk menyapa atau ngajak ngomong. Tidak juga untuk menawari makanan karena dia ‘picky’ kalau soal makan… kemungkinan besar dia lebih suka menyan daripada makanan (ini juga aku nggak tanya…). So … aku bisa bekerja dengan tenang (meskipun sering aku pasang headset untuk menghindari mendengar suara ‘cempreng’-nya waktu dia tiba2 kumat nyanyi2 “STAN BAK MI …”).

Thursday, November 11, 2010

Welcome to Cyberworld

In 2008 two students, Anton and Igor, introduced me to Friendster. It is the first cyber social networking I log myself in. I was a bit sceptical about this kind of cyber networking, kinda wasting time when I had quite many REAL social networkings. But then it went just fine. I started to enjoy exchanging messages and filling in questions in Friendster in an ON-OFF MODE. Meaning that I would log in when I really had time to do it, not because I wanted to.
At almost the same time, Pak Ridwan Sanjaya introduced me (us actually, because it was a whole bunch of staffs in Unika) to the blogger world. Born as an extrovert who was not patient enough to write but to speak things in my heads up, I struggled to write things in my blog. It was not difficult to find things to write as I am a dreamer, full of fantasies kind of person but it is hard for me to patiently arranging my ideas words by words in an enjoyable flow. I did not feel OK, but I learnt to patiently put ideas in my head into my writings.
When I learnt that Youtube is popular and I am able to upload videos, I made a Youtube account. Can’t really remember the login and password now but I think that my account will just stay there (or not??).
Then came the time when I suddenly missed my old friends. I tracked most of them through the real network but I still missed one particular person that I really wanted to find. That was when I registered to Facebook. I found this person all right and I also found many other friends, old and new friends. Facebook gives me a way to keep in touch with my friends after I move to a far away place, the downunder.
The fact that I (and my children) needed a cheap way to communicate intercontinently with Goen made me decide to join Yahoo Messanger. Sure enough, I could call him through my YM net with local charge. I can’t say thank you enough to this technology though I rarely use it anymore because I (and my children) have moved with Goen now.
Three months ago, my school friends talked about Twitter and I decided to have a Twitter account just to peep and find out what it is. Never really use this account but quite contented to know how it works.
So and so …
I think I’ll stick to my FB account to get in touch with people (in On-Off mode too) because I am not a person who has enough persistence to update my status often such as expected in Twitter (It will be deadly boring and weird if my Twitter status update is like ‘48ikecool Joke Hermes, Reading Women’s Magazines, p. 4’ … and in the next couple of hours … ‘48ikecool Joke Hermes, Reading Women’s Magazines, p. 58’ … and in the following day … ‘48ikecool Joke Hermes, Reading Women’s Magazines, p. 127’ …).
I do check my Twitter account just as I once in a while visit and drop things in my Friendster (I am not using Friendster often because I think it is designed for young people; its features, formats and customs make an old person like me got completely lost … so many pictures, so many colours, so many unreadable fonts which are ‘cool’ for young people but really hurt my eyes).
And I think I can always count on my blog when I want to pour my ideas, dreams, stories, and fantasies. Not many and not qualified writings I am afraid, but I write better now, I think, compared to the time I started my blog.
I might change my mind later… but FB and Blog just serve me fine these days.
And one final thing, I still keep my e-mail addresses for sure. They are older day cyber worlds that are preserved for my formal communications and they still work superbly smooth and neat.

@48ikecool

Ps. It is sometimes a pain in the … u know… to remember all those login names and passwords… but I have to face it anyway… No regret…

Sunday, November 7, 2010

Hantu/setan berbahasa Inggris

Takut sama hantu/setan? Waktu aku S2 di UK aku punya keyakinan bahwa aku akan baik-baik saja dan nggak akan diganggu sama hantu/setan di sana karena mereka nggak doyan sama aku yang orang asing.
Nah… gimana dengan hantu/setan di Aussie ini? Pertama datang… keyakinanku sama dengan waktu aku di UK… bahwa hantu/setan disini nggak doyan sama aku yang orang asing. Tapi waktu awal tahun ini aku di undergraduate computer lab sendirian… tiba-tiba aku menemukan alasan lain kenapa aku sekarang takut ketemu hantu/setan di Aussie ini…
Dengan asumsi hantu/setan di sini berbahasa Inggris, aku pasti akan melupakan semua kemampuanku berbahasa Inggris kalau aku tiba-tiba ketemu sama mereka… jadi kalau mereka ngomong sama aku terus aku nggak bisa mudeng, nggak bisa njawab or ngomongku salah and mereka jadi marah gimana? Bukannya tambah kacau tuh…