Friday, January 28, 2011

I just know how to befriend you ...

Once your best friend told me that as long as I don’t expect anything from you, I’ll be all right, I won’t get hurt.
That’s what I do, I try not to expect anything from you so I can still be your friend even when that best friend of yours could not stand you anymore and left you (funny and sad, isn’t it).
I never say that I do not expect anything from you; I just do not let myself feel anything about it. There were times when deep down in my heart I expected you to be someone I wanted you to be, but I never let myself say the words. I let you do whatever you wanted to do in your way. I reproached you several times, it’s true but I tried not to push you to do things you didn’t like.
But sometimes I felt that I let you down, made you upset, because you wanted me to expect something from you.
Honest, I don’t know what to do. I am so used to keep a distance from you … to be able to befriend you …

Friday, January 21, 2011

Gadis kecil, Perempuan, dan Hujan

Pada suatu masa, seorang gadis kecil mencintai hujan
Dia membiarkan titik-titik air menyentuh mata, pipi, bibir, dan seluruh tubuhnya
Dia mencintai segar yang meruap dan menghalau kering
Dia menyukai bau tanah beraroma khas yang terbasahi hujan
Dia suka menengadahkan telapak tangannya untuk menampung curahan air dan mereguknya
Dia tertawa gembira dimandikan bidadari langit
Berlari, bermain riang di kubangan air
Menari dalam bius senyap alam di saat hujan… tanpa bunyi lain… hanya nyanyian air menyentuh bumi

Jika hujan sudah lelah bermain dengannya
Gadis kecil itu membiarkan hujan beristirahat
Dengan berselimutkan baju hangat tipis serta bertemankan segelas susu putih hangat dan aroma minyak kayu putih di tubuhnya,
Dia melihat keluar jendela
Memandang tetes sisa teman hujannya sambil berguman: “Sampai ketemu lain kali teman, aku akan menunggumu untuk menemaniku lagi.”



Perempuan itu berdiri memandang hujan di luar jendela
Dengan secangkir kopi hitam panas di tangannya
Dia membenci hujan
Hujan menghilangkan warna dunia; hanya hitam, putih, abu-abu yang tersisa
Hujan menghentikan kehidupan, membelenggu jiwa
Tetas-tetes air yang jatuh mencium tanah memercikkan lumpur kotor ke segala arah
Tak ada lagi orang lalu lalang, semua orang menghilang
Tak ada lagi bunyi-bunyi lain, semua dilibas tangis sedih langit yang membekukan hati

Perempuan itu berpaling dan pergi menjauhi jendela

Dia yang pernah sangat mencintai hujan …

Tuesday, January 11, 2011

Aku, Dany dan rencana kami untuk Igor

Pernah dalam satu waktu aku dan Dany lelah melihat ‘kegilaan’ Igor. Karenanya aku dan Dany berencana untuk menabung dan menyewa pesawat ruang angkasa dan mengajak Igor ikut serta. Jadi kalau Igor sudah terlalu banyak ribut dengan kegilaannya, waktu dia tidur, kami berencana untuk membuka pintu palka pesawat ruang angkasa kami dan mendorong dia keluar. Kami akan membiarkannya terapung-apung di luar angkasa dengan kabel yang mengikat kakinya. Jika kami sudah mulai tenang atau kalau kami butuh hiburan, kami akan menarik Igor kembali ke kapal ruang angkasa kami. Dan membiarkan dia chatter ‘happily’ lagi. Waktu kami mengusulkan hal ini ke Igor, dia menerimanya dengan gembira luar biasa karena ‘berarti aku bisa keluar angkasa ya?’

Saturday, January 1, 2011

Untuk 'Sedih'

Waktu kau berkata, “Aku sedih.”
Aku termangu dan tak mampu berkata …
Tak berdaya tuk menjawab …
Aku tak tahu apa arti sedih …
Tak sanggup memberinya makna …
Karena aku memahami ‘sedih’

Aku tak mau dia ada …
Namun tampaknya dia selalu ada …
Setia dalam kesendiriannya dalam kegelapan jiwa …
Menjalarkan beku di kehangatan hati …
Membentangkan jala pencekik rasa …
Meretas bahagia …

Jika bisa …
Ingin kukatakan padanya …
“Pergilah kau ‘sedih’ …
Ke tempat dimana api bisa meleburmu …
Ke tempat dimana pedang bisa menghancurkanmu …”

Tapi aku paham … dia tetap akan tinggal dan tetap membisu…

(Untukmu yang sedang sedih…)