Bleeding heart is much much much better than draining brain ...
When I am thinking about you, my heart bleeds ...
But sure ...
It feels much better than when I am forcing myself to arrange better arguments for my thesis and my brain bleeds ...
Saturday, July 30, 2011
Friday, July 29, 2011
Igor n astrologi
‘Kata ramalan bintangku, minggu ini ada Aries yang jatuh hati sama aku,’ kata Igor tiba-tiba waktu aku, Nana (adik iparku), dan dia sedang makan di pujasera sebuah Mall sambil menunggu pesanan Laptop Nana yang dijanjikan akan datang satu jam lagi.
‘Aku Aries…,’ kata Nana.
‘Berarti mungkin mbak Nana jodohku,’ kata Igor.
‘Wegah… nek karo kowe*,’ kata Nana sambil tertawa. (*Terjemahan: Nggak mau … kalau sama kamu).
‘Pasti seru ya madam, kalau aku main ke rumah madam buat ngapelin mbak Nana,’ kata Igor maksa.
‘Siapa yang bilang kalau aku cocok sama kamu?’ tanya Nana.
‘Lho iya, Sagitarius itu cocok sama Aries. Ada di buku,’ kata Igor.
‘Kamu baca buku karangannya siapa?’ tanya Nana lagi.
‘Karangannya …,’ Igor menyebut nama pengarang buku Astrologi yang aku tak ingat dan tak tahu siapa.
‘Kamu harusnya baca buku karangannya …..,’ Nana juga menyebut nama pengarang yang aku tak ingat dan tak tahu siapa.
‘Ramalan yang ada di bukuku banyak tepatnya,’ kata Igor.
Itulah Igor, entah sudah berapa kali dia bicara soal jodoh yang tepat berdasarkan ramalan bintang. Contohnya waktu dia jatuh cinta sama cewek yang berbintang ‘Leo’, dia akan bilang kalau ‘Sagitarius’ (bintang Igor) cocok dengan ‘Leo’; waktu dia suka sama cewek berbintang ‘Gemini’, dia bilang kalau ‘Sagitarius’ dan ‘Gemini’ compatible… dsb….dsb….
Jadi satu-satunya kalimat yang kuucapkan di sepanjang percakapan itu adalah, ‘Jangan-jangan di bukumu, Sagitarius itu cocok dengan semua bintang?’
‘Aku Aries…,’ kata Nana.
‘Berarti mungkin mbak Nana jodohku,’ kata Igor.
‘Wegah… nek karo kowe*,’ kata Nana sambil tertawa. (*Terjemahan: Nggak mau … kalau sama kamu).
‘Pasti seru ya madam, kalau aku main ke rumah madam buat ngapelin mbak Nana,’ kata Igor maksa.
‘Siapa yang bilang kalau aku cocok sama kamu?’ tanya Nana.
‘Lho iya, Sagitarius itu cocok sama Aries. Ada di buku,’ kata Igor.
‘Kamu baca buku karangannya siapa?’ tanya Nana lagi.
‘Karangannya …,’ Igor menyebut nama pengarang buku Astrologi yang aku tak ingat dan tak tahu siapa.
‘Kamu harusnya baca buku karangannya …..,’ Nana juga menyebut nama pengarang yang aku tak ingat dan tak tahu siapa.
‘Ramalan yang ada di bukuku banyak tepatnya,’ kata Igor.
Itulah Igor, entah sudah berapa kali dia bicara soal jodoh yang tepat berdasarkan ramalan bintang. Contohnya waktu dia jatuh cinta sama cewek yang berbintang ‘Leo’, dia akan bilang kalau ‘Sagitarius’ (bintang Igor) cocok dengan ‘Leo’; waktu dia suka sama cewek berbintang ‘Gemini’, dia bilang kalau ‘Sagitarius’ dan ‘Gemini’ compatible… dsb….dsb….
Jadi satu-satunya kalimat yang kuucapkan di sepanjang percakapan itu adalah, ‘Jangan-jangan di bukumu, Sagitarius itu cocok dengan semua bintang?’
Sunday, July 24, 2011
I hate clown
Clown.
I hate clowns.
They are so superficial, so fake.
What really is behind their big smiles?
Pricks of tear are under their eyes
Are they tears of happiness
or tears of sorrow?
Who knows.
I always feel uneasy, always dizzy when they are around.
I never let any clowns approach me.
I am scared of them.
That’s why love,
I hate you when you become a clown.
Even when you say that you are happy to be one.
Even when you say that you like to make people happy.
I am telling you what I think.
People laugh not because you are funny.
People laugh because they can find something to laugh at.
When they find something more terrible than their depressing life. People laugh at the humiliation you let yourself through.
You’re just their escape, their fantasy of foolishness.
Once they are happy themselves, they won’t need you anymore.
Once they are back in real life, they are gonna leave you…
either laugh or cry by yourself …
or neither …
I hate clowns.
They are so superficial, so fake.
What really is behind their big smiles?
Pricks of tear are under their eyes
Are they tears of happiness
or tears of sorrow?
Who knows.
I always feel uneasy, always dizzy when they are around.
I never let any clowns approach me.
I am scared of them.
That’s why love,
I hate you when you become a clown.
Even when you say that you are happy to be one.
Even when you say that you like to make people happy.
I am telling you what I think.
People laugh not because you are funny.
People laugh because they can find something to laugh at.
When they find something more terrible than their depressing life. People laugh at the humiliation you let yourself through.
You’re just their escape, their fantasy of foolishness.
Once they are happy themselves, they won’t need you anymore.
Once they are back in real life, they are gonna leave you…
either laugh or cry by yourself …
or neither …
Thursday, July 21, 2011
Halo… Selamat pagi, ini Ike …
Aku punya kebiasaan kalau telpon resmi selalu aku mulai dengan “Halo… Selamat pagi/siang/sore, ini Ike. Saya bisa bicara dengan….?” Salah satu alasanku pakai cara itu adalah agar si penerima telpon tahu dengan siapa dia bicara dan dia nggak perlu tanya-tanya lagi siapa yang telpon. Hemat waktu dan hemat ngomong.
Tapi ternyata metodeku ada kelemahannya. Suatu hari aku telpon ke kantor, mau memberitahu kalau aku hari itu akan datang terlambat:
Ike : Halo… Selamat pagi, ini ike …
Rcv : Sebentar saya carikan …
Ike : (bengong sambil mikir2 siapa ya yang mau dicari?)
Rcv : (beberapa lama kemudian)Maaf, bu Ike-nya belum datang…
Ike : Wkakakakkakakkakakkakkakaka… Ya pasti saya tahu bu Ike belum datang…
lha wong saya Ike …
;p
Tapi ternyata metodeku ada kelemahannya. Suatu hari aku telpon ke kantor, mau memberitahu kalau aku hari itu akan datang terlambat:
Ike : Halo… Selamat pagi, ini ike …
Rcv : Sebentar saya carikan …
Ike : (bengong sambil mikir2 siapa ya yang mau dicari?)
Rcv : (beberapa lama kemudian)Maaf, bu Ike-nya belum datang…
Ike : Wkakakakkakakkakakkakkakaka… Ya pasti saya tahu bu Ike belum datang…
lha wong saya Ike …
;p
Monday, July 18, 2011
Lagu anak-anak #episode ike kecil bego
Inilah kebegoanku saat menyanyi lagu anak-anak n membuatku bingung sendiri.
1. Lagu Balonku
Balonku ada lima,
rupa-rupa warnanya,
merah kuning kelabu merah muda dan biru,
meletus balon hijau,
DORRR!!!
Hatiku sangat kacau,
Balonku tinggal empat,
Kupegang erat-erat.
Lho??? Balonku nggak ada yang hijau kok yang meletus balon hijau???
2. Lagu Bintang Kecil
Bintang kecil,
Di langit yang biru,
Amat banyak menghias angkasa,
Aku ingin terbang dan menari,
Jauh tinggi ke tempat kau berada.
EH??? Emang kalau malam langitnya keliatan biru juga yah???
Catatan: Pertanyaan yang sama pernah ditanyakan bertahun kemudian oleh Anita.
3. Lagu Garuda Pancasila
Garuda Pancasila,
Akulah pendukungmu,
Patriot Proklamasi,
Sedia berkorban untukmu.
Pancasila dasar negara,
Rakyat adil makmur sentosa,
Pribang pribangsaku
Ayo maju, maju 3x
Pribang pribangsaku ki maksude opo yo???
1. Lagu Balonku
Balonku ada lima,
rupa-rupa warnanya,
merah kuning kelabu merah muda dan biru,
meletus balon hijau,
DORRR!!!
Hatiku sangat kacau,
Balonku tinggal empat,
Kupegang erat-erat.
Lho??? Balonku nggak ada yang hijau kok yang meletus balon hijau???
2. Lagu Bintang Kecil
Bintang kecil,
Di langit yang biru,
Amat banyak menghias angkasa,
Aku ingin terbang dan menari,
Jauh tinggi ke tempat kau berada.
EH??? Emang kalau malam langitnya keliatan biru juga yah???
Catatan: Pertanyaan yang sama pernah ditanyakan bertahun kemudian oleh Anita.
3. Lagu Garuda Pancasila
Garuda Pancasila,
Akulah pendukungmu,
Patriot Proklamasi,
Sedia berkorban untukmu.
Pancasila dasar negara,
Rakyat adil makmur sentosa,
Pribang pribangsaku
Ayo maju, maju 3x
Pribang pribangsaku ki maksude opo yo???
Tuesday, July 12, 2011
Untukmu, hari ini
Kadang aku “amnesia” tentang kamu. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan. Kadang aku “penuh” tentang kamu.
Hari ini aku ingat waktu kita berdua berbaring dibawah langit malam, menatap bulan dan bintang. Kita berbaring diam, tenggelam dalam pikiran kita masing-masing. Sunyi… senyap …
Dan kau tiba-tiba bernyanyi, “Bintang kecil, di langit yang tinggi …”
Aku memukulmu jengkel.
Kau memelototiku, lalu tertawa tergelak.
…
Aku rindu mata indahmu,
Aku rindu suara sumbangmu,
Aku rindu gelak tawamu,
Aku rindu kamu …
*Kenapa setiap kali aku ingat kamu, aku masih juga merasa sedih ya?*
Hari ini aku ingat waktu kita berdua berbaring dibawah langit malam, menatap bulan dan bintang. Kita berbaring diam, tenggelam dalam pikiran kita masing-masing. Sunyi… senyap …
Dan kau tiba-tiba bernyanyi, “Bintang kecil, di langit yang tinggi …”
Aku memukulmu jengkel.
Kau memelototiku, lalu tertawa tergelak.
…
Aku rindu mata indahmu,
Aku rindu suara sumbangmu,
Aku rindu gelak tawamu,
Aku rindu kamu …
*Kenapa setiap kali aku ingat kamu, aku masih juga merasa sedih ya?*
Friday, July 8, 2011
Aku dan filosofiku #ikemeracau
Tentang cinta: Cinta memang hal yang complicated, tapi benar orang bilang ‘rasa tak pernah salah’ … mmmm… Indomie seleraku….
Tentang luka: Hal yang paling membuatku menderita ketika terluka adalah ketika luka itu hampir kering dan … rasanya gatal setengah mati… pengin nggaruk tapi nggak boleh … uh..uh..uh…
Tentang cantik: The more you pay yourself compliments, the less beautiful you are… makanya aku nggak pernah memuji diriku sendiri… takut kurang cantikku…
Tentang aku: Aku selalu menyadari kalau aku tinggi, putih, cantik, popular, pintar, ramah, baik hati, lembut…. Dan aku bahagia karenanya…
Tentang kerja: Duit iku nututi gawean, dudu gawean nututi duit…
Tentang cuek: Terlahir dengan ingatan tajam dan detail tentang segala sesuatu yang aku lihat, aku belajar untuk mematikan rasaku. Jadi kenanganku seperti deretan slide-slide tanpa narasi, tanpa rasa. Kalau nggak aku yang sudah ‘gila’ ini bisa tambah parah ‘gila’-nya….
Tentang pintar: Cogito Ergo Dumb…
Tentang uang: Aku nggak pengin punya uang banyak… aku cuma pengin ‘cukup uang’ aja … cukup buat jalan-jalan kemana aja aku suka, cukup buat shopping fashion merek-merek terkenal, cukup buat traktir teman2ku setiap hari, cukup buat membuat semua orang miskin jadi kaya, cukup buat tujuh turunan…
Tentang dongeng: Aku adalah Snow White… sampai matahari bersinar dan aku meleleh…
Tentang luka: Hal yang paling membuatku menderita ketika terluka adalah ketika luka itu hampir kering dan … rasanya gatal setengah mati… pengin nggaruk tapi nggak boleh … uh..uh..uh…
Tentang cantik: The more you pay yourself compliments, the less beautiful you are… makanya aku nggak pernah memuji diriku sendiri… takut kurang cantikku…
Tentang aku: Aku selalu menyadari kalau aku tinggi, putih, cantik, popular, pintar, ramah, baik hati, lembut…. Dan aku bahagia karenanya…
Tentang kerja: Duit iku nututi gawean, dudu gawean nututi duit…
Tentang cuek: Terlahir dengan ingatan tajam dan detail tentang segala sesuatu yang aku lihat, aku belajar untuk mematikan rasaku. Jadi kenanganku seperti deretan slide-slide tanpa narasi, tanpa rasa. Kalau nggak aku yang sudah ‘gila’ ini bisa tambah parah ‘gila’-nya….
Tentang pintar: Cogito Ergo Dumb…
Tentang uang: Aku nggak pengin punya uang banyak… aku cuma pengin ‘cukup uang’ aja … cukup buat jalan-jalan kemana aja aku suka, cukup buat shopping fashion merek-merek terkenal, cukup buat traktir teman2ku setiap hari, cukup buat membuat semua orang miskin jadi kaya, cukup buat tujuh turunan…
Tentang dongeng: Aku adalah Snow White… sampai matahari bersinar dan aku meleleh…
Wednesday, July 6, 2011
Goen … his name is simply Goen…
That’s how I call a person whom I love for more than half of my life
I never call him ‘mas’, ‘pak’, ‘papa’, ‘love’, ‘hunny’ … just Goen
Because he is and he will always be Goen for me, not more not less
We are friends, we are foes
We have good times, we have bad times
We whisper words of love, we throw heated arguments
But he understands me
Not bunch of flowers, jewelries, or fancy fashionable stuffs
But books, drama movies, pop songs, a cup of tea, and a bowl of noodle
(even when he can’t stand the dramas and pop songs)
He only teases me when I say ‘I know that I have to take a shower but I don’t feel like doing it because it’s late and freezing.’
He never complains when I am in NO GOOD MOOD and choose to stay in bed while he cooks breakfast
He pretends to be busy and does many works when he just wants to accompany me working late
He lets me ‘occupy’ his part of bed when I want a bigger space to stretch my body by claiming that ‘I am smaller. There’s no way I use wider space than you are.’
He never grumbles when he has to take care of the kids when I have to stay out until late
He always waits for me to have dinner together even when I come home very late from school, while I always have mine first when he works late and say,‘I have had my dinner. I was hungry. But I don’t mind having another dinner because I’m still hungry.’
So …
I can’t really complain if he is a total hopeless person when it comes to saying sweet words or that he loves me, can I?
… cause I just know…
I never call him ‘mas’, ‘pak’, ‘papa’, ‘love’, ‘hunny’ … just Goen
Because he is and he will always be Goen for me, not more not less
We are friends, we are foes
We have good times, we have bad times
We whisper words of love, we throw heated arguments
But he understands me
Not bunch of flowers, jewelries, or fancy fashionable stuffs
But books, drama movies, pop songs, a cup of tea, and a bowl of noodle
(even when he can’t stand the dramas and pop songs)
He only teases me when I say ‘I know that I have to take a shower but I don’t feel like doing it because it’s late and freezing.’
He never complains when I am in NO GOOD MOOD and choose to stay in bed while he cooks breakfast
He pretends to be busy and does many works when he just wants to accompany me working late
He lets me ‘occupy’ his part of bed when I want a bigger space to stretch my body by claiming that ‘I am smaller. There’s no way I use wider space than you are.’
He never grumbles when he has to take care of the kids when I have to stay out until late
He always waits for me to have dinner together even when I come home very late from school, while I always have mine first when he works late and say,‘I have had my dinner. I was hungry. But I don’t mind having another dinner because I’m still hungry.’
So …
I can’t really complain if he is a total hopeless person when it comes to saying sweet words or that he loves me, can I?
… cause I just know…
Tuesday, July 5, 2011
Tanggal ini, 13 tahun yang lalu ...
Tanggal ini, 13 tahun yang lalu ...
Aku mengangis ketika aku mengucap janji di depan altar:
"Saya, Angelika Riyandari, menerima Vincensius Gunawan sebagai suami saya. Saya berjanji untuk setia dan menghormati dia sepanjang hidup saya ..."
Aku menangis karena terharu? Karena akhirnya aku bisa menikah or karena akhirnya ada yang bersedia untuk menikahi aku? ehhhhmmmm ... tidak seratus persen benar.
Yang membuat aku menangis adalah karena aku tahu bahwa janji yang aku ucapkan itu adalah janji yang sangat luar biasa sulitnya untuk ditepati.
Setia. Bukan berarti karena aku tidak 'setia'. Aku berusaha untuk setia. Tapi setia dalam apa? Setia menurutku bukan sekedar untuk tidak selingkuh, tidak punya gebetan lain, tidak jatuh cinta pada orang lain... Setia di sini berarti bahwa aku akan selalu mendampingi dia dalam suka dan duka, tanpa marah, tanpa ngeyel, tanpa melalui adu argumen yang sering berakhir dengan membanting pintu dan saling mendiamkan. Setia berarti akan berusaha untuk memahami dan mengerti perasaannya, tanpa merasa bosan, tanpa keterpaksaan, tanpa pamrih (baik2 sama dia karena pengin kamera SLR baru, baik2 sama dia karena pengin gaun giorgio armani warna fuschia..., dsb.)
Menghormati. Gampang diucapkan, sulit untuk dilakukan. Aku dan goen sebaya. Kami lebih mirip teman baik daripada pasangan. Bagaimana mungkin aku harus menghormati dia? Yang ada, aku, kami lebih sering 'rebut bener' (kata orang Jawa). Berusaha untuk menyakinkan yang lain bahwa pendapat dan pilihan kami lebih baik. Menghormati keputusan, menghormati pendapat, menghormati hak sebagai pasangan, dsb, dsb... Sungguh bukan hal yang mudah. Yang sering terucap dari mulutku adalah, "You know, I let you do/say that because I respect you. Not because I agree with you." Yang kalau diartikan "beyond the sentence" adalah "I disagree with what you do/say"
Semua hal itu sudah pernah kami bicarakan sebelum akhirnya terdampar di depan altar. Hal2 itu juga yang mungkin membuat kami menunda pernikahan sampai di tahun ke-9 hubungan kami. Tapi ternyata kami tidak juga menemukan jawaban yang pas untuk menjaga 'kesetiaan' dan 'menghormati satu sama lain.
Dan jawaban itu tampaknya belum juga kami temukan di tahun ke-13 kami bersama ...
Yang menyatukan kami mungkin adalah komitment untuk tidak putus asa mencari makna "kesetiaan" dan rasa saling "menghormati" itu ...
Aku mengangis ketika aku mengucap janji di depan altar:
"Saya, Angelika Riyandari, menerima Vincensius Gunawan sebagai suami saya. Saya berjanji untuk setia dan menghormati dia sepanjang hidup saya ..."
Aku menangis karena terharu? Karena akhirnya aku bisa menikah or karena akhirnya ada yang bersedia untuk menikahi aku? ehhhhmmmm ... tidak seratus persen benar.
Yang membuat aku menangis adalah karena aku tahu bahwa janji yang aku ucapkan itu adalah janji yang sangat luar biasa sulitnya untuk ditepati.
Setia. Bukan berarti karena aku tidak 'setia'. Aku berusaha untuk setia. Tapi setia dalam apa? Setia menurutku bukan sekedar untuk tidak selingkuh, tidak punya gebetan lain, tidak jatuh cinta pada orang lain... Setia di sini berarti bahwa aku akan selalu mendampingi dia dalam suka dan duka, tanpa marah, tanpa ngeyel, tanpa melalui adu argumen yang sering berakhir dengan membanting pintu dan saling mendiamkan. Setia berarti akan berusaha untuk memahami dan mengerti perasaannya, tanpa merasa bosan, tanpa keterpaksaan, tanpa pamrih (baik2 sama dia karena pengin kamera SLR baru, baik2 sama dia karena pengin gaun giorgio armani warna fuschia..., dsb.)
Menghormati. Gampang diucapkan, sulit untuk dilakukan. Aku dan goen sebaya. Kami lebih mirip teman baik daripada pasangan. Bagaimana mungkin aku harus menghormati dia? Yang ada, aku, kami lebih sering 'rebut bener' (kata orang Jawa). Berusaha untuk menyakinkan yang lain bahwa pendapat dan pilihan kami lebih baik. Menghormati keputusan, menghormati pendapat, menghormati hak sebagai pasangan, dsb, dsb... Sungguh bukan hal yang mudah. Yang sering terucap dari mulutku adalah, "You know, I let you do/say that because I respect you. Not because I agree with you." Yang kalau diartikan "beyond the sentence" adalah "I disagree with what you do/say"
Semua hal itu sudah pernah kami bicarakan sebelum akhirnya terdampar di depan altar. Hal2 itu juga yang mungkin membuat kami menunda pernikahan sampai di tahun ke-9 hubungan kami. Tapi ternyata kami tidak juga menemukan jawaban yang pas untuk menjaga 'kesetiaan' dan 'menghormati satu sama lain.
Dan jawaban itu tampaknya belum juga kami temukan di tahun ke-13 kami bersama ...
Yang menyatukan kami mungkin adalah komitment untuk tidak putus asa mencari makna "kesetiaan" dan rasa saling "menghormati" itu ...
Monday, July 4, 2011
Blog-ku berganti tampilan ... a-ha
Setelah pada bulan Mei lalu aku menuliskan bahwa aku akan setia dengan tampilan blog-ku yang klasik a.ka kuno, ternyata minggu lalu aku harus menjilat ludahku sendiri.
Gara-gara 'galau' (ini istilah lagi trend ya (?)) dan marah sama masalah appointment untuk medical examination yang menjadikan aplikasi visa anak-anakku tidak jelas sampai sekarang, aku melampiaskan perasaan marah, jengkel, sedih, bingung (gado2 n nano2 pokoknya) dengan mengotak-atik tampilan blog-ku setelah aku tidak berhasil mengotak-atik tampilan FB dan Twitter-ku (emang bisa ya ganti tampilan di blog or twitter?).
It's not bad, setelah berjuang untuk memahami segala macam gadget yang ada dan memilih template design yang ada, akhirnya aku memilih tampilan yang sekarang ini. Tampilan dengan background daun maple di musim gugur. Kebetulan juga karena aku lagi jatuh sayang sama daun-daun maple yang memang sedang jatuh di musim gugur bumi bagian selatan ini.
Dari mengutak-atik minggu lalu dan dari mengintip blog Gloria dan teman2nya, aku juga jadi sadar kalau ternyata komunitas blogger itu berkembang pesat dibandingkan waktu pertama aku punya blog di tahun 2008 dulu. Aku jadi merasa bahwa blog-ku ternyata selama ini blog yang anti-sosial... hehehehe...
Semoga saja aku lebih punya banyak ide dan waktu (ini yang paling susah) untuk menulis karena aku harus membagi pikiran dengan thesis-ku dan pekerjaan2 rutin lain. Banyak ide yang hilang karena tidak sempat aku tulis. Yah... semoga...
Selamat menulis buat teman-teman yang punya blog ... terus semangat...!!!
Ps. Kemarin ada yang minta aku menulis tentang kisah gadis muda yang terjebak ke petualangan sex yang sadomasochist tapi tidak boleh erotis... (????) karena katanya bosan baca tulisan akademisku. Halah! Aku tak tahu itu tantangan apa bunuh diri... :p... Aku terlalu tua untuk 'erotis' ...
Gara-gara 'galau' (ini istilah lagi trend ya (?)) dan marah sama masalah appointment untuk medical examination yang menjadikan aplikasi visa anak-anakku tidak jelas sampai sekarang, aku melampiaskan perasaan marah, jengkel, sedih, bingung (gado2 n nano2 pokoknya) dengan mengotak-atik tampilan blog-ku setelah aku tidak berhasil mengotak-atik tampilan FB dan Twitter-ku (emang bisa ya ganti tampilan di blog or twitter?).
It's not bad, setelah berjuang untuk memahami segala macam gadget yang ada dan memilih template design yang ada, akhirnya aku memilih tampilan yang sekarang ini. Tampilan dengan background daun maple di musim gugur. Kebetulan juga karena aku lagi jatuh sayang sama daun-daun maple yang memang sedang jatuh di musim gugur bumi bagian selatan ini.
Dari mengutak-atik minggu lalu dan dari mengintip blog Gloria dan teman2nya, aku juga jadi sadar kalau ternyata komunitas blogger itu berkembang pesat dibandingkan waktu pertama aku punya blog di tahun 2008 dulu. Aku jadi merasa bahwa blog-ku ternyata selama ini blog yang anti-sosial... hehehehe...
Semoga saja aku lebih punya banyak ide dan waktu (ini yang paling susah) untuk menulis karena aku harus membagi pikiran dengan thesis-ku dan pekerjaan2 rutin lain. Banyak ide yang hilang karena tidak sempat aku tulis. Yah... semoga...
Selamat menulis buat teman-teman yang punya blog ... terus semangat...!!!
Ps. Kemarin ada yang minta aku menulis tentang kisah gadis muda yang terjebak ke petualangan sex yang sadomasochist tapi tidak boleh erotis... (????) karena katanya bosan baca tulisan akademisku. Halah! Aku tak tahu itu tantangan apa bunuh diri... :p... Aku terlalu tua untuk 'erotis' ...
Friday, July 1, 2011
Titanic
Aku tidak pernah menonton Titanic secara utuh dengan alasan: a) film itu berakhir sedih. Ngapain bayar mahal-mahal kalau cuma buat sedih; b) terlalu banyak orang mati tragis di film itu; c) setting-nya di laut and/or di kapal yang potensial membuatku mual; d) aku tidak suka dengan jalan ceritanya; e) aku tidak suka actor utamanya…
Igor, sebaliknya, sangat suka film ini. Sebagai bagian dari usahanya untuk meyakinkan aku bahwa dia bukan penggemar film nggak mutu, dia menceritakan bagian yang menarik dari film ini ke aku:
‘Filmnya bagus lho Madam… aku suka bagian waktu cewek dan cowoknya terapung-apung di laut. Ceweknya ada di atas pelampung dan cowoknya di air. Waktu itu cowoknya kedinginan dan mulai tenggelam. Terus sama ceweknya dipanggil-panggil, ‘JOHN…JOHN…’ …
Igor berhenti sejenak.
…
…
‘Eh… nama cowoknya bukan John ding… namanya Jack…,’ ralat Igor dengan ekspressi mengingat-ingat.
Aku yang tadinya mendengarkan dengan serius demi menghargai hak bicara dan hak berpendapat Igor, akhirnya ngakak berat…
‘Ya iyalah… pantesan tuh cowok mati… lha wong ceweknya manggilnya salah orang… jelas-jelas yang mau tenggelam Jack kok yang dipanggil-pangil John… ya Jack-nya nggak selamat…,’ kataku.
Ps. Gara-gara Igor cerita adegan ini dan mungkin aku kena kutuk karena ‘make fun of it’, adegan Titanic ini seakan mengikutiku dan mencari waktu yang tepat untuk muncul: 1) di HBO waktu aku lagi di Icos, 2) di TV di rumah, 3) di HBO waktu aku di Tugu Luwak… dan hebatnya kok ya pas adegan si Rose (sekarang aku tahu nama ceweknya) manggil-manggil si John… eh… Jack…
Igor, sebaliknya, sangat suka film ini. Sebagai bagian dari usahanya untuk meyakinkan aku bahwa dia bukan penggemar film nggak mutu, dia menceritakan bagian yang menarik dari film ini ke aku:
‘Filmnya bagus lho Madam… aku suka bagian waktu cewek dan cowoknya terapung-apung di laut. Ceweknya ada di atas pelampung dan cowoknya di air. Waktu itu cowoknya kedinginan dan mulai tenggelam. Terus sama ceweknya dipanggil-panggil, ‘JOHN…JOHN…’ …
Igor berhenti sejenak.
…
…
‘Eh… nama cowoknya bukan John ding… namanya Jack…,’ ralat Igor dengan ekspressi mengingat-ingat.
Aku yang tadinya mendengarkan dengan serius demi menghargai hak bicara dan hak berpendapat Igor, akhirnya ngakak berat…
‘Ya iyalah… pantesan tuh cowok mati… lha wong ceweknya manggilnya salah orang… jelas-jelas yang mau tenggelam Jack kok yang dipanggil-pangil John… ya Jack-nya nggak selamat…,’ kataku.
Ps. Gara-gara Igor cerita adegan ini dan mungkin aku kena kutuk karena ‘make fun of it’, adegan Titanic ini seakan mengikutiku dan mencari waktu yang tepat untuk muncul: 1) di HBO waktu aku lagi di Icos, 2) di TV di rumah, 3) di HBO waktu aku di Tugu Luwak… dan hebatnya kok ya pas adegan si Rose (sekarang aku tahu nama ceweknya) manggil-manggil si John… eh… Jack…
Subscribe to:
Posts (Atom)