I believe, that there's something deep inside
That shouldn't be from time to time.
I sure found out, thought love was such a crime
The more you care, the more you fall
No need to worry, no need to turn away
'Cause it don't matter, anyway
(oohh oohh oohh)
I miss you in a heartbeat
(oohh oohh oohh)
I miss you right away
(oohh oohh oohh)
I miss you in a heartbeat
'cause it ain't love, if it don't feel that way
oh no
When we touch, I just lose my self control
A sad sensation I can't hide
To love is easy, it ain't easy to walk away
I keep the faith and there's a reason why, yeah
No need to worry, no need to turn away
'Cause it don't matter, anyway
baby
(oohh oohh oohh)
I miss you in a heartbeat
(oohh oohh oohh)
Yeah I miss you right away
(oohh oohh oohh)
I miss you in a heartbeat
'cause it ain't love, if it don't feel that way
Now, I ain't big on promises, I'll be true to you
'Cause I'd do 'bout anything, yeah
for some one like, baby for you
(oohh oohh oohh)
I miss you in a heartbeat
(oohh oohh oohh)
yeah I miss you right away
(oohh oohh oohh)
oh, I'm gonna miss you in a heartbeat
'cause it ain't love, if it don't feel that way
Monday, April 26, 2010
Thursday, April 22, 2010
Sepenggal kenanganku…
‘Ajari aku pipis berdiri,’ pintaku padamu.
“Kenapa?’ tanyamu kaget.
‘Biar aku bisa ikut lomba jauh-jauhan pipis seperti anak-anak itu,’ kataku sambil menunjuk ke sekelompok anak laki-laki tak jauh dari tempatmu dan aku duduk.
‘Pipisku tidak pernah bisa jauh karena aku pipis jongkok,’ lanjutku.
‘Kau kan tak punya ‘burung’ seperti mereka,’ jawabmu.
‘Jadi itu artinya aku juga tak bisa disunat?’ tanyaku. ‘Padahal aku ingin disunat saja. Sakitnya cuma sekali, tidak setiap bulan seperti ibuku dan perempuan-perempuan dewasa lain.’
‘Yah… nantinya kau harus melewati masa-masa itu tiap bulan,’ katamu sambil menggeleng kepala.
‘Kalau belajar berkelahi?’ pintaku lagi.
‘Untuk apa kau ingin berkelahi?’ tanyamu.
‘Supaya aku bisa membalas kalau aku diejek,’ kataku.
‘Kau tak perlu berkelahi. Berkelahi bukan untukmu. Katakan padaku siapa yang mengejekmu dan aku akan membalasnya untukmu,’ jawabmu.
‘Kalau begitu… menikahlah denganku. Jadi kau akan terus ada untukku,’ kataku padamu.
Matamu memandangku lembut.
‘Kau tak mau menikah denganku?’ desakku.
Kamu tertawa kecil lalu mengacau rambutku, ‘Ayo, kuantar kau pulang. Ibumu pasti sudah mencarimu. Sudah sore.’
*Kamu tidak pernah menjawab tanyaku, mungkin memang tak ada jawaban yang sederhana untuk semua itu. Tapi aku menyimpan sepenggal percakapan ini dalam kenanganku tentang dirimu.*
“Kenapa?’ tanyamu kaget.
‘Biar aku bisa ikut lomba jauh-jauhan pipis seperti anak-anak itu,’ kataku sambil menunjuk ke sekelompok anak laki-laki tak jauh dari tempatmu dan aku duduk.
‘Pipisku tidak pernah bisa jauh karena aku pipis jongkok,’ lanjutku.
‘Kau kan tak punya ‘burung’ seperti mereka,’ jawabmu.
‘Jadi itu artinya aku juga tak bisa disunat?’ tanyaku. ‘Padahal aku ingin disunat saja. Sakitnya cuma sekali, tidak setiap bulan seperti ibuku dan perempuan-perempuan dewasa lain.’
‘Yah… nantinya kau harus melewati masa-masa itu tiap bulan,’ katamu sambil menggeleng kepala.
‘Kalau belajar berkelahi?’ pintaku lagi.
‘Untuk apa kau ingin berkelahi?’ tanyamu.
‘Supaya aku bisa membalas kalau aku diejek,’ kataku.
‘Kau tak perlu berkelahi. Berkelahi bukan untukmu. Katakan padaku siapa yang mengejekmu dan aku akan membalasnya untukmu,’ jawabmu.
‘Kalau begitu… menikahlah denganku. Jadi kau akan terus ada untukku,’ kataku padamu.
Matamu memandangku lembut.
‘Kau tak mau menikah denganku?’ desakku.
Kamu tertawa kecil lalu mengacau rambutku, ‘Ayo, kuantar kau pulang. Ibumu pasti sudah mencarimu. Sudah sore.’
*Kamu tidak pernah menjawab tanyaku, mungkin memang tak ada jawaban yang sederhana untuk semua itu. Tapi aku menyimpan sepenggal percakapan ini dalam kenanganku tentang dirimu.*
Friday, April 16, 2010
Igor yang cerewet
Well, Igor emang diam kalau di depan komputer… tapi dia ternyata juga ‘demanding’ dan super cerewet.
Kejadian ini waktu aku dititipin untuk membelikan ‘de Crepes’ sama Igor yang waktu itu harus terjebak di ruangku karena motor-nya aku pinjam. Aku tidak sempat tanya dia mau ‘de Crepes’ rasa apa karena aku juga tergesa-gesa waktu berangkat. Jadi sampai di depan yang jual ‘de Crepes’ aku telpon dia untuk tanya dia mau rasa apa…
Ik: Halo … de Crepes-mu mau rasa apa?
Ig: Ha??? Apa??? (dengan suara cemprengnya)
Ik: DE CREPES-MU MAU RASA APA???
Ig: Oooo … pisang sama keju …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’ dengan masih on-line di telpon) satu yang rasa pisang keju …
Ig: ehhhh…ehhh … madam … sama coklat …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’) sama coklat …
Ig: ehhhh… kejunya nggak usah …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’) eh … bentar keju-nya nggak usah …
Ig: madam … madam … bukan kejunya ding … coklatnya nggak usah …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’) sik … sik … bentar … kejunya iya …coklatnya nggak usah ..
(ke Igor) bener ki??? Nanti mbok ganti lagi?
Ig: bener … eh … terserah madam wis …
Ik: (menutup telpon dan mbatin: “owalah le … gak ngerti ki sing dodol hawane wis arep mateni aku” (terjemahan: Ya ampun kid … ini yang jualan udah mau mbunuh aku…)
Kejadian lain waktu muka dan tanganku harus diberi lulur hijau karena aku harus berperan jadi ‘GRINCH’ di drama natal dengan anak angkatan 2006. Ria yang berjanji meluluriku sudah disibukkan oleh anak2 lain yang minta didandani dan aku tidak tahu harus minta bantuan siapa sampai tiba2 Igor dan Dany muncul. “Tolong dong aku diluluri…,” aku minta tolong. Seketika naluri ‘perempuan’ Igor muncul… dan dia mulai dengan riang mencampur lulur dengan warna hijau dan meluluri mukaku:
Ig: Jangan gerak2 …
(plok … mukaku diberi lulur dengan gaya tukang menyemen tembok…)
Ik: hu uh …
Ig: Sudah… Jangan GERAK!
(plok … plok … lulur tambah tebal di mukaku)
Ik: hu uh … (susah payah mengeluarkan suara)
Ig: Kepalanya jangan GERAK-GERAK!!!
Ik: hu uh … (dan nggak sengaja nyengir…)
Ig: JANGAN KETAWA… INI LULURNYA PECAAHH!!!
Ik: HU UH … kamu cerewet … (kataku susah payah…)
Ig: AHHHH … udah dibilang jangan ngomong …
Aku yang pantasnya jadi tante ceriwis tampaknya tak mungkin menandingi Igor untuk urusan makanan dan gaya…
Ps. Eh … kid … aku waktu itu beli ‘de Crepes’ pake uangku ya? Udah mbok ganti belum???
Kejadian ini waktu aku dititipin untuk membelikan ‘de Crepes’ sama Igor yang waktu itu harus terjebak di ruangku karena motor-nya aku pinjam. Aku tidak sempat tanya dia mau ‘de Crepes’ rasa apa karena aku juga tergesa-gesa waktu berangkat. Jadi sampai di depan yang jual ‘de Crepes’ aku telpon dia untuk tanya dia mau rasa apa…
Ik: Halo … de Crepes-mu mau rasa apa?
Ig: Ha??? Apa??? (dengan suara cemprengnya)
Ik: DE CREPES-MU MAU RASA APA???
Ig: Oooo … pisang sama keju …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’ dengan masih on-line di telpon) satu yang rasa pisang keju …
Ig: ehhhh…ehhh … madam … sama coklat …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’) sama coklat …
Ig: ehhhh… kejunya nggak usah …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’) eh … bentar keju-nya nggak usah …
Ig: madam … madam … bukan kejunya ding … coklatnya nggak usah …
Ik: (ke penjual ‘de Crepes’) sik … sik … bentar … kejunya iya …coklatnya nggak usah ..
(ke Igor) bener ki??? Nanti mbok ganti lagi?
Ig: bener … eh … terserah madam wis …
Ik: (menutup telpon dan mbatin: “owalah le … gak ngerti ki sing dodol hawane wis arep mateni aku” (terjemahan: Ya ampun kid … ini yang jualan udah mau mbunuh aku…)
Kejadian lain waktu muka dan tanganku harus diberi lulur hijau karena aku harus berperan jadi ‘GRINCH’ di drama natal dengan anak angkatan 2006. Ria yang berjanji meluluriku sudah disibukkan oleh anak2 lain yang minta didandani dan aku tidak tahu harus minta bantuan siapa sampai tiba2 Igor dan Dany muncul. “Tolong dong aku diluluri…,” aku minta tolong. Seketika naluri ‘perempuan’ Igor muncul… dan dia mulai dengan riang mencampur lulur dengan warna hijau dan meluluri mukaku:
Ig: Jangan gerak2 …
(plok … mukaku diberi lulur dengan gaya tukang menyemen tembok…)
Ik: hu uh …
Ig: Sudah… Jangan GERAK!
(plok … plok … lulur tambah tebal di mukaku)
Ik: hu uh … (susah payah mengeluarkan suara)
Ig: Kepalanya jangan GERAK-GERAK!!!
Ik: hu uh … (dan nggak sengaja nyengir…)
Ig: JANGAN KETAWA… INI LULURNYA PECAAHH!!!
Ik: HU UH … kamu cerewet … (kataku susah payah…)
Ig: AHHHH … udah dibilang jangan ngomong …
Aku yang pantasnya jadi tante ceriwis tampaknya tak mungkin menandingi Igor untuk urusan makanan dan gaya…
Ps. Eh … kid … aku waktu itu beli ‘de Crepes’ pake uangku ya? Udah mbok ganti belum???
Monday, April 12, 2010
Dia yang 15 tahun lebih muda …
Ini cerita tentang foto Dany-boy. Ketika itu suasana hatiku sedang ‘entahlah …’ jadi aku memutuskan untuk memotret paksa anak2 yang ada di ruangku. Dan dari 3 orang yang berhasil kupaksa untuk jadi modelku, aku mendapatkan sederetan foto Dany yang betul-betul menurutku ‘Best Shots’… bagus semua … dan sangat natural… Saking gembiranya aku … foto-foto itu aku print dan aku pamerkan ke orang-orang. “Baguuuus yaaaaa foto-fotonya ….,” kataku. Pamer foto-foto itu akhirnya sampai juga ke telinga Ibu Dekan. Dan … tahukah apa yang dikatakan Ibu?
‘Hati-hati lho mbak…,’ kata beliau dengan nada serius.
‘Kenapa?’ tanyaku tak mengerti. Lalu kutangkap selintas pandangan khawatir di mata Ibu.
‘Oh oh … nggak lah … dia kan 15 tahun lebih muda dari aku,’ kataku menentramkan Ibu. Aku menyadari bahwa beliau khawatir kalau aku ‘khilaf’ mengingat posisiku yang ‘temporarily single’ karena sedang ditinggal suami studi.
‘Suzanna (alm) dan Cliff Sangra juga bisa…,’ ujar Beliau berkata dengan tenang.
Hmmmmm …. Aku cuma bisa diam dan sejak itu aku berusaha untuk tidak terlalu ‘heboh’ kalau aku bicara soal Dany. Aku tidak siap dihadapkan ke Komisi Etik Universitas gara-gara aku mengagumi foto orang hehhe …
‘Hati-hati lho mbak…,’ kata beliau dengan nada serius.
‘Kenapa?’ tanyaku tak mengerti. Lalu kutangkap selintas pandangan khawatir di mata Ibu.
‘Oh oh … nggak lah … dia kan 15 tahun lebih muda dari aku,’ kataku menentramkan Ibu. Aku menyadari bahwa beliau khawatir kalau aku ‘khilaf’ mengingat posisiku yang ‘temporarily single’ karena sedang ditinggal suami studi.
‘Suzanna (alm) dan Cliff Sangra juga bisa…,’ ujar Beliau berkata dengan tenang.
Hmmmmm …. Aku cuma bisa diam dan sejak itu aku berusaha untuk tidak terlalu ‘heboh’ kalau aku bicara soal Dany. Aku tidak siap dihadapkan ke Komisi Etik Universitas gara-gara aku mengagumi foto orang hehhe …
Monday, April 5, 2010
MADAM… nama patenku… MAD AM
Tampaknya semakin banyak orang yang memanggilku ‘madam’ … Curse Igor (yg mau tahu ini mahluk siapa… add aja FB-nya 'Igor bintal Igor sintal' or check blognya http://www.ezraigor.blogspot.com/) yang mempopulerkan nama ini. Salah satu alasan aku mau2 aja dipanggil pake nama ini adalah aku males banget ‘argue’ sama Igor yang ngeyel.
Kalau dipikir-pikir (nggak penting untuk mikir sepertinya sih… tapi ‘GPP’ deh…) … panggilan ini ‘keren’ juga… agak ‘classy and posh’… serasa ‘Nyonya Besar’ di abad pertengahan di EROPA dengan gaun sutra ‘lebar’ bak kurungan ayam dan pupur tebal putih di muka plus bibir bergincu merah menyala plus plus sepatu hak tinggi berenda-renda … dengan ekspressi ‘congkak’ dan rambut ditata tinggi dan dihias kaya’ kue tart…
Yang jelas… image seperti itu bukan aku banget… :D
Tapi kadang ada perasaan juga (nggak penting juga sih dirasakan… tapi ya lanjut aja deh….) … bahwa aku seperti ‘germo’ … tahu nggak? Boss dari gadis2 dan pria2 muda yang dijual … a.ka di-lacurkan… hehehe
Tapi lama2 aku kebal sama bayangan2an itu. Jadi kalau ada orang manggil aku ‘madam’ … aku sekarang cuma ‘shrug’ dan let them go on doing that …
Kecuali ada kandungan arti ‘nyonya besar’ dan serasa ‘germo’ itu, kadang namaku sama Igor dituliskan MAD spasi AM; Mad = gila, AM? Bukan ANTE MEREDIEN tapi ANGGUR MERAH… He finds it ‘funny’ aja manggil aku begitu… mungkin karena dia tahu aku punya kebiasaan ‘jelek’ … minum… dan salah satu minuman yang jadi favoritku adalah Anggur Merah cap Orang Tua… wkwkwkwkwk… nggak banget kan? Tapi coba deh… enak kok… manis dan halus juga…. Harganya nggak mahal, sekitar 13 ribu rupiah. Asli Indonesia… asli Semarang. Berhubung yang memproduksi merek ini juga pabrik yang memproduksi ‘Tango’ wafers, aku agak percaya kalo aku nggak akan mati minum anggur merek ini (coba aja check via Google…)
Cuma kalau minum anggur merah ini aku harus menghindari minum bir (apapun mereknya dan apapun jenisnya) pada saat yang sama karena entah kenapa kombinasi anggur merah merek ini dan bir… gampang membuatku merasa ‘enteng’, walaupun cuma minum suuuueeeedddiiiikitttt.
Ps.
Kemarin waktu pulang gereja, dan pas salaman sama Pastor tamu yang udah ‘sepuh’ (tua) di depan pintu keluar, Pastor ini bilang, ‘Have a good day, Madam. God bless you…’ Hwakakakkaka … jadi nggak enak hati … sekalipun aku tahu bahwa Pastor itu innocently pake kata ‘madam’ untuk menggantikan kata ‘nyonya’ tapi rasanya kok jadi pribadi ya???
Kalau dipikir-pikir (nggak penting untuk mikir sepertinya sih… tapi ‘GPP’ deh…) … panggilan ini ‘keren’ juga… agak ‘classy and posh’… serasa ‘Nyonya Besar’ di abad pertengahan di EROPA dengan gaun sutra ‘lebar’ bak kurungan ayam dan pupur tebal putih di muka plus bibir bergincu merah menyala plus plus sepatu hak tinggi berenda-renda … dengan ekspressi ‘congkak’ dan rambut ditata tinggi dan dihias kaya’ kue tart…
Yang jelas… image seperti itu bukan aku banget… :D
Tapi kadang ada perasaan juga (nggak penting juga sih dirasakan… tapi ya lanjut aja deh….) … bahwa aku seperti ‘germo’ … tahu nggak? Boss dari gadis2 dan pria2 muda yang dijual … a.ka di-lacurkan… hehehe
Tapi lama2 aku kebal sama bayangan2an itu. Jadi kalau ada orang manggil aku ‘madam’ … aku sekarang cuma ‘shrug’ dan let them go on doing that …
Kecuali ada kandungan arti ‘nyonya besar’ dan serasa ‘germo’ itu, kadang namaku sama Igor dituliskan MAD spasi AM; Mad = gila, AM? Bukan ANTE MEREDIEN tapi ANGGUR MERAH… He finds it ‘funny’ aja manggil aku begitu… mungkin karena dia tahu aku punya kebiasaan ‘jelek’ … minum… dan salah satu minuman yang jadi favoritku adalah Anggur Merah cap Orang Tua… wkwkwkwkwk… nggak banget kan? Tapi coba deh… enak kok… manis dan halus juga…. Harganya nggak mahal, sekitar 13 ribu rupiah. Asli Indonesia… asli Semarang. Berhubung yang memproduksi merek ini juga pabrik yang memproduksi ‘Tango’ wafers, aku agak percaya kalo aku nggak akan mati minum anggur merek ini (coba aja check via Google…)
Cuma kalau minum anggur merah ini aku harus menghindari minum bir (apapun mereknya dan apapun jenisnya) pada saat yang sama karena entah kenapa kombinasi anggur merah merek ini dan bir… gampang membuatku merasa ‘enteng’, walaupun cuma minum suuuueeeedddiiiikitttt.
Ps.
Kemarin waktu pulang gereja, dan pas salaman sama Pastor tamu yang udah ‘sepuh’ (tua) di depan pintu keluar, Pastor ini bilang, ‘Have a good day, Madam. God bless you…’ Hwakakakkaka … jadi nggak enak hati … sekalipun aku tahu bahwa Pastor itu innocently pake kata ‘madam’ untuk menggantikan kata ‘nyonya’ tapi rasanya kok jadi pribadi ya???
Subscribe to:
Posts (Atom)