Pengumuman kelulusan SMA selalu menjadi momen yang mendebarkan. Waktu itu aku diminta orang tuaku untuk datang ke pengumuman kelulusan SMA sepupuku ‘Nindya Iswarasari’. Igor turut serta datang di acara itu karena dia melihat acara ini kesempatan baik untuk keluar rumah dan cuci mata melihat gadis-gadis SMA.
Setelah acara-acara protokoler seperti defile, pidato, musik, dll., sampailah kami di puncak acara yaitu pengumuman kelulusan yang dilakukan di kelas masing-masing oleh wali kelas. Orang tua/wali duduk di dalam kelas sedang siswa menunggu di luar. Bapak wali kelas memanggil nama siswa yang lulus dan orang tua/wali maju ke depan untuk mengambil Ijazah. Siswa yang tidak lulus akan dipanggil setelah semua siswa lulus selesai dipanggil. Sangat gampang ditebak kemudian bahwa ternyata Bapak wali kelas memanggil siswa berdasarkan urutan alphabet.
Nah… ini dia… Nindya punya teman dekat… sangat dekat… sobat beratnya sejak kelas satu dulu yang kutahu bernama ‘Khusnul Chotimah’. Kalau Nindya termasuk ‘top rank’ di sekolahnya, Khusnul ini tipe yang harus sangat super duper ‘kerja keras’ untuk lulus. So… aku bisa maklum kalau bapak Khusnul juga kelihatan super tegang and nervous berat… .Waktu masuk kelas, aku sempat mengomentari tampilan bapak Khusnul yang super tegang ini ke Igor dan kekhawatiranku tentang Khusnul. Jadi selain kami berdua menunggu nama ‘Nindya’ dipanggil, kami juga menunggu nama ‘Khusnul’ dipanggil.
Siswa dengan nama berawalan ‘A’ sudah selesai dipanggil diteruskan ke ‘B’, ‘C’, ‘D’, ‘E’, ‘F’, ‘G’, ‘H’, ‘I’, ‘J’, ‘K’, ‘L’….
‘Aduh Gor… nama Khusnul kok dilewati ya?’ bisikku panik ke Igor.
‘Iya… sudah ‘L’…,’ kata Igor.
‘Lihat bapaknya Khusnul di sana… tegang gitu… kalau benar Khusnul nggak lulus… kasihan ya… . Tapi emang dia nggak pinter kaya’ Nindya sih…,’ kataku.
‘Mungkin namanya bukan Khusnul, tapi lain,’ kata Igor.
‘Nggak tahu ya… setahuku sih namanya ‘Khusnul Chotimah,’ jawabku.
Igor tidak menjawab tapi wajahnya kelihatan khawatir.
dan kemudian ‘N’…
‘Aduh… nama Khusnul belum dipanggil juga….,’ kataku sambil kemudian maju ke depan diikuti Igor karena nama Nindya dipanggil.
Diluar kelas aku tidak berani melihat Khusnul yang berdiri dekat Ibunya dan Nindya. Aku langsung memberikan ijazah ke Nindya dan mengucapkan selamat sampai tiba-tiba aku melihat Khusnul memeluk bapak dan ibunya dengan wajah lega…
‘Lho… lho… sik… sebentar… KHUSNUL LULUS?’ batinku
‘Khusnul lulus Gor…!’ kataku ke Igor.
Aku kemudian berjalan mendekati Nindya dan bertanya, ‘Nama lengkap Khusnul siapa Nin?’
‘Nur… Khusnul Chotimah…,’ kata Nindya enteng
Maafkan kami Khusnul, kami nyaris tidak meluluskanmu….