Baca posting di wall-ku bahwa kamu kirim rekaman medley lagu-lagu Mekipukino dengan tekanan kalau bisa didengarkan waktu 'aku kangen sama
suara elekmu', sudah membuatku 'prepare for the worst'. Jadi habis 'download', aku sudah siap hati buat dengar medley itu.
Satu hal yang aku 'appreciate' dari kamu adalah idemu yang nggak ada matinya, ada aja ide yang terlintas di kepalamu untuk (???) ...nggak tahu apa ... menghabiskan waktu ...???... mengekpresikan diri ...???... sekedar menghabiskan tenaga yang berlebih ...???... simply smashing urself to the wall pokoknya ...
Now ...
Dengar medley itu untuk pertama kali... membuatku 'merem-merem' bukan karena 'ecstasy' tapi lebih ke 'agony' ... terutama kalau pas nada yang tinggi ... adowww ... miris ....
Tapi setelah ndengerin lebih dari sekali, seperti biasa ... I just get used to it ... dan aku mulai bisa pelan-pelan 'enjoy' the medley dengan suaramu yang kadang 'bulet' bagus ... dan lebih sering cempreng...10%-90%.
Yang pertama (judulnya apa ya? Gondu aku?) menyenangkan... karena tragis... menyentuhhhhhh di bagian
'tulung mbok aja dijaluk ...sing liya wae ... njaluk sing liya wae...kowe rak mesakke aku? Kowe rak mesakke aku? Mbayangke nek misale kowe dadi aku...' baik liriknya, nadanya, cara kamu nyanyi; benar-benar jeritan anak yang di 'bully' ... (kamu pernah jadi korban 'bullying' ya?) ... dan cara-mu bilang 'Asu' bagus ... nggak berani marah tapi ya marah ...
Waktu nyanyi 'sedo', nada-mu kurang ada gelo-nya ... kamu kaya'nya excited dan menikmati 'ndas remuk' dibandingkan kehilangan 'bojo' ... it's just so you ... insensitive... :D. Nggak komentar soal lagunya, udah pernah komentar panjang soalnya.
we_dan_ron_dhe (?),
...kok jadi mengingatkanku sama Tanah Mas, rumahmu (sepinya gang depan rumah, dapur dgn hidden passage ke aquarium) dan entah kenapa, ibu Ika ya ... ibu yang sungguh kuat dan tabah...considering bisa bertahan dengan anak seperti kamu...
dengan kata lain... aku suka lagunya...flownya enak...manis... sekalipun di bagian terakhir suaramu paling parah rusaknya ...
Nggak mau dan nggak bisa mbandingkan cara kamu dan dimas nyanyi lagu ini. Aku udah ndengerin yang versinya dimas berkali-kali; dan 'sangat suka' lagu plus cara dimas nyanyi. Cara kamu nyanyi lagu ini lebih bertenaga 'sense'-nya, kalau dimas nyanyi-nya bener-bener memelas karena nggak punya duit dan juga udah semi hopeless sama temannya yang pinjam duit tapi nggak maksa (pengalaman pribadi kali ya?), ini kamu lebih 'mengancam': "Tiwas rong sasi luwih kesel aku ngenteni sajak kowe kok tuman ... ... Ndi duitku sing mbok silih!!!"
Yang terakhir juga nggak tahu judulnya, 'Jomblo' (?) ... . Ini sih lagu jeritan hati ... jadi susah ngomentarinnya ... sama seperti lagu-lagu mellow lain ... easy listening dan sweet aja ... cenderung memelas. Dari segi tema nggak 'particular'. ...
Overall, frankly speaking ... lagu-lagunya bagus ... temanya variatif... bahasanya juga mix ... soal musiknya, lha ini ... aku nggak expert ... you've got to teach me bout it; but sebagai pendengar aku 'enjoy'...
Yang main music intruments-nya siapa aja?
Aku kok punya perasaan, kamu nggak begitu konsen sama nyanyimu karena berusaha ngepaskan sama music instruments-nya ya... sama kaya' waktu lagu ' I'm sinking-nya Mr O***.'
Dan tahukah kamu suara-suara di background-nya ada yang pas banget:
1.di lagu sedo, pas 'nyasar neng ngisore bane ..." ada suara motor 'brooommmm ...broommmmm'
2.di lagu we-dan-ron-dhe pas 'turu nganti bengi ...tangi jam rolasan' ada suara 'kriet...kriet... kriiet' kaya orang nimba... pas banget sama suasana lagu yg di malam hari ...spooky...
3.lagu terakhir, ada suara motor lagi ... di hampir akhir lagu ... 'werrrrrrrr'
(For Your Information/FIY: 'The Agony and The Ecstasy' adalah biografi tentang pengalaman dan perasaan Michelangelo selama 4 tahun (?) waktu melukis The Creation and Fall of Man di Sistine Chapel, Vatican City)