Friday, September 20, 2013

Pintu Kaca

Kita bertemu hari itu setelah lama kau menghilang,
‘Dia sibuk show dengan band-nya.’
Kudengar teman-teman kita bicara tentangmu.
Waktu aku melihatmu hari itu kau nampak biasa saja, bercelana jeans lusuh dan baju biru muda yang selalu tampak kebesaran untukmu.
‘Ayo ikut aku,’ ajakmu.
‘Kemana?’ tanyaku ragu.
Sudah lama kita tidak bertemu dan tiba-tiba kau mengajakku pergi, aku tak tahu apa aku akan nyaman untuk pergi bersamamu.
‘Beli ‘pick’ gitar,’ jawabmu.
‘Mmm… oke,’ kataku setuju.
Membeli ‘pick’ gitar bukan kegiatan yang akan membuatku terjebak dalam pembicaraan basa-basi dan panjang lebar tentang kita atau orang-orang sekitar kita yang sedang tak ingin kubicarakan denganmu. Karena itu aku mau pergi bersamamu.
Kau sudah selesai membeli ‘pick’ gitar ketika tiba-tiba kau berjalan menuju ke grand piano yang sedang dipajang di toko alat musik itu.
Aku mengikutimu dengan bodoh.
Kau duduk di bangku piano dan kau melihat ke arahku.
Tatapanmu membuat aku menghentikan langkahku, tepat di sisi depan grand piano itu.

Dan kau memainkan ‘Bed of Roses’*…

Aku tidak ingat apa yang kurasakan waktu itu.
Aku tidak ingat apa yang kulakukan waktu itu.
Waktu seakan berhenti … semua tampak kabur…

Hal pertama yang kurasa setelah kau selesai dengan lagu itu adalah pipiku hangat.
Aku melihatmu, melihatmu tersenyum, melihat matamu berbinar indah.
‘Ayo,’ katamu menyadarkanku.
Kau berdiri dan menunjuk pintu dengan kepalamu.
Tiba-tiba kau berlari ke arah pintu…
‘AYO!’ katamu lagi.
Aku berlari cepat menyusulmu.
Kita sampai ke pintu kaca pada saat yang sama, aku mendorong pintu yang sebelah kiri dan kamu mendorong pintu yang kanan.
Kita tertawa saat kita mendorong pintu itu bersamaan, berlari keluar dan melepaskan pintu itu pada saat yang sama.
Senyap sejenak mencekam kita saat kita berhenti berlari dan menengok ke belakang, melihat dua pintu itu menutup cepat…
Kita diam tak berkata-kata.
Aku tahu kekhawatiranmu sama seperti kau tahu kekhawatiranku.

‘Kau takut kedua pintu kaca itu akan saling berbenturan dan pecah bukan?’

Kita berdua kembali tertawa keras dan meneruskan lari ke tempat motor kita di parkir setelah pintu kaca itu menutup dengan tepat, tanpa pecah…

= Sadarkah kau bahwa dulu kita seperti kedua pintu kaca itu? Kita bersama, bersebelahan, dan ada untuk yang lain… tapi kita rapuh dan beresiko untuk pecah jika kita berbenturan?=

* Bed of Roses adalah lagu grup Bon Jovi di album Keep the Faith.

No comments: