Kadang aku meragukan keputusanku sendiri untuk "keep my children with me." Sebagai mahasiswa sekaligus sebagai ibu dua anak yang tinggal di negara yang jauh dari tempat suami dan sanak saudara, juga di negara yang tidak memungkinkan aku punya pembantu, aku harus berjuang untuk membagi waktu, tubuh, pikiran, dan hati.
Secara fisik, cukup melelahkan sekalipun aku sudah berusaha untuk keep everything to minimum standard. Bangun pagi kadang dengan mata masih setengah tertutup, do the dishes, cook breakfast, prepare lunch boxes for my kids, help my youngest to ready himself to school, walk my youngest to school, go to the uni, pick up the kids from school, cook for their after school meal, back to work, cook dinner. Itu kegiatan rutinku sehari-hari. Cleaning the house and doing laundry, aku lakukan hanya satu minggu sekali.
Secara emosional juga kadang "draining". Ketika butuh konsentrasi untuk menulis thesis, anak-anak "argue" dan berakhir dengan pecahnya tangis yang kecil atau jeritan yang kecil rasanya langsung tumbuh 2 tanduk di kepala. Atau ketika melihat rumah yang tadinya sudah "lumayan" rapi, jadi seperti kapal pecah lagi dalam hitungan jam, rasanya jadi putus asa. Atau ketika harus argue dengan anakku yang besar yang memang hobi untuk berdebat dengan aku. Duhhhh ... :( ...
Secara finansial, hidup dengan anak-anak adalah tantangan tersendiri. Terbiasa dengan dua beasiswa ketika Goen masih di sini (di Perth), ketika Goen selesai, aku harus bertahan dengan satu beasiswa dan tabungan yang aku punya. Tidak mudah, cukup mendebarkan, apalagi aku tidak bekerja part-time seperti yang dilakukan beberapa teman. Sepanjang aku masih bisa hidup dengan beasiswa, aku berusaha untuk hidup dengan uang yang ada karena secara kasarnya kan aku datang di UWA untuk belajar jadi itu harus jadi prioritas utama. Itu pendapatku.
TAPI ...
Sekalipun aku harus menghadapi semua tantangan di atas, satu hal yang aku tahu: Anak-anakku lah yang membuat aku sampai saat ini tetap "WARAS".... hehehehe...
Betul kata orang-orang: Doing Ph.D is a long and lonely journey. Iya lah, kami bekerja dengan materi yang berbeda satu sama yang lain, dengan tahapan dan proses yang berbeda-beda. Hanya satu yang sama: pressure yang sama untuk bisa menyelesaikan studi kami dengan baik.
Berdasarkan pengamatan (ngawur) terhadap para Ph.D yang satu ruangan denganku,tidak seorang pun yang datang di pagi hari dengan wajah cerah ceria; semua datang dengan muka serius. Percakapan rutin pagi hari adalah, "Hi", "Good morning" atau bahkan tanpa kata hanya mengangguk atau bahkan kadang tanpa sapaan dan anggukan, disusul dengan mengeluarkan laptop, mencolokkan laptop ke switch, memakai headphone ... dan tenggelam ke pekerjaan masing-masing. (begitu kira-kira). Hari akan diakhiri dengan "Good bye" dan "see you" atau tanpa kata.
Kalau pada akhirnya kebutuhan untuk berkomunikasi satu sama lain muncul, ngopi bersama atau makan siang bersama menjadi kegiatan yang dipilih. Ini juga jadi tantangan tersendiri (selain tentu aja menyesuaikan waktu satu-sama lain). Tantangannya adalah 1. ketika ngopi atau makan siang bersama teman yang sama-sama depresi karena lagi "hit the wall" dalam penulisan thesis, aku tidak bisa curhat karena tidak tega membebani orang yang sudah berbeban atau kadang aku jadi tambah depresi juga. 2. ketika ngopi atau makan siang sama teman yang pekerjaan (sedang) lancaaaaarrr, jadi deg2an dan panik karena penulisan masih nggak jelas. either... or ... pilihannya pahit ... ;p
Nahhhh... inilah kenapa anak jadi penting (karena Goen tidak ada). Merekalah yang membuatku merasa bisa "pulang ke rumah" ketika hidupku sudah terbeban dengan thesis. Merekalah yang menyelamatkanku dari hidup yang hanya dipenuhi buku-buku-buku-teks-teks-teks. Mereka yang membuatku bisa menapakkan diri menjadi "manusia yang wajar."
Manusia yang butuh makan ketika mereka bilang, "Mom, I am hungry. What will you cook for dinner?" (aku cenderung tidak doyan makan kalau under pressure).
Manusia yang butuh refreshing ketika mereka bilang, "Can we go to the playground this weekend? The weather is nice."
Manusia yang butuh bersosialisasi ketika mereka bilang, "Can my friend come over to our house?"
Manusia yang tidak sempurna ketika mereka bilang, "Oyyy mom... just sit and do your work. Don't worry about it now. It will be ok." (aku py kecenderungan panik kalau punya masalah).
Manusia yang merasa berguna ketika mereka bilang, "Thank you for doing that for me mom."
Manusia yang merasa dicintai ketika mereka bilang, "I love you mom." atau "Have a lovely day mom."
HAAAHHH!!! I feel I am lucky to have them with me here (at least that's what I think at this moment... hehehehehehe...).
3 comments:
It is nice to have a place you call "home". I might not be able to stay sane if I had to do both taking care of the children and do my PhD >_< it must be a hard work for you, but I am glad you can make it.
By the way, I wonder if I can link your blog to mine, because it is easier for me to keep updated that way. Thank you
I am trying byg... though it's hard...
I'd love to link ur blog to mine ... but call me an old timer ... I just don't know how... :( ...
Do u mind to tell me how to do it?
I am so sorry, but I am no longer familiar to the new blogger features. I used to (when I used blogger as my blogging platform) put all the links in the sidebar using HTML tags, but now I believe they have widgets or something that makes it easier...
Post a Comment