‘MATI AKU!!… IP-ku 2 koma,’ teriak kakak kelasku.
Aku yang ada disebelahnya jadi bingung…
‘Kenapa mas? Lumayan to… 2 koma luwih,’ komentarku. (terj. luwih = lebih)
‘Lha iya… biasane aku PERSAKOM (Persatuan satu koma), makane aku ngaku ning bapakku nek IP paling dhuwur ki 2. Saiki IP-ku 2 koma… piye iki???’ jawabnya. (terj. 'Lha iya... biasanya aku PERSAKOM, makanya aku mengaku ke bapakku kalau IP paling tinggi itu 2).
*Kejadian ini mungkin cuma bisa terjadi di waktu aku masih kuliah S1 di akhir tahun 80an dan awal 1990an… waktu pendidikan di Universitas masih menjadi barang yang langka dan orang tua tidak terlalu paham dengan sistem penilaian di Universitas.*
No comments:
Post a Comment