Dapat text dari Danty bahwa dia sekarang mengajar di suatu tempat dengan bayaran 5000 rupiah per jam (padahal kalau les private biasanya dapat 60000 rupiah satu session), rasanya jadi nggak tega sama dia. Bukannya aku mata duitan atau itungan, aku juga tidak tahu harga pasaran orang yang ngasih kursus berapa, tapi 5000 rupiah? Yang bener aja... apa nggak rugi di ongkos transport ya?
Aku konfirm tentang pilihan kerjanya itu via Twitter dan dia tweet balik:
"ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ tp aku senang kok. Jd ngerasa susah cari duit. Biasanya mudah :D RT @48ikecool: rumah piyik? baguslah, tak tega aku baca text-mu kemrn..."
Ahahahaha ... iya deh ... baguslah kalau dia belajar bahwa cari duit itu susah ... jadi dia tidak akan "taken for granted" kemudahan dan fasilitas yang selama ini dia rasakan. #akubersyukur
EEEEiiiiTTTssss ...bentar... ada sedikit hal yang mengganggu di sini...
Danty bisa dengan gampang, INDAH, dan mengharukan bilang bahwa dia jadi bisa "belajar" kalau cari duit itu susah karena DIA PUNYA PILIHAN. Dia punya pilihan untuk TIDAK bekerja di tempat yang hanya membayarnya 5000 per jam itu.
Pertanyaannya adalah:
"Apakah orang yang tidak punya pilihan dan terpaksa mengambil pekerjaan dengan bayaran 5000 per jam itu juga akan bisa dengan ringan mengatakan bahwa dia jadi bisa "belajar" bahwa cari uang itu susah?"
Aku khawatir kalau orang yang tidak punya pilihan tapi harus menerima bahwa dia dibayar rendah untuk kerjanya itu tidak bisa lagi menikmati kata "belajar bahwa hidup itu susah" karena buat dia hidup itu memang bener-bener susah. Dia tidak akan punya waktu lagi untuk merefleksikan makna "belajar" itu.
Sama waktu Igor pasang status di Facebook, mengeluh kalau selama dia kuliah di Bandung, dia hanya mengkonsumsi mie instant. Masalahnya adalah dia punya PILIHAN (kalau dia mau mengurangi rokok, konsumsi alkohol, nonton bioskop, dan jalan2 yg tidak perlu) untuk meningkatkan gizinya.
Aku membayangkan bahwa orang yang tidak punya pilihan untuk makan yang lain kecuali mie instant pasti tidak akan sempat mengeluh. Mereka tidak punya waktu untuk itu... untuk sekedar mengeluh... karena hidup mereka sudah sulit.
Jadi, berbahagialah orang yang masih bisa "belajar", masih bisa "mengeluh", dan masih bisa "merefleksikan kata2 orang dan menuliskannya" (seperti aku sekarang ini), karena itu berarti hidup orang itu belum benar-benar MENDERITA ... Masih punya WAKTU untuk "MERASAKAN PENDERITAAN" itu merupakan anugerah tersendiri ...
5 comments:
madam :)
itu kayaknya emang pasarannya klo blm sarjana deh...skrng bayangin aja, di Semarang UMR nya cm 900rb, kalo sebulan sama dg 20 hari kerja (anggep aja shari kerja 8 jam,) so brp pendapatan sehari?
parahnya adalah jika org2 yg TIDAK BISA MENSYUKURI APA YANG SUDAH BISA DIPEROLEH..(baca : minta gaji naek tp kerjaan ya gitu2 aja)
bersyukur danty masih bisa bersyukur deh madam :)
susah skrng nyari org yang punya hati kayak gt :)
hehhee, seneng baca postingan ini,
amat mengena (bs introspeksi jg klo masi suka ngeluh, xixixixii)
Saya pernah dengar kisah orang yang saat kuliahnya makan mi instan terus... dan akhirnya beberapa tahun ke depan kesehatannya memburuk.... :(
Barangkali passion sang teman memang mengajar. Mungkin mengajar adalah sebuah kenikmatan batin bagi dirinya. :)
@glo: betul glo... kadang bersyukur itu hal yang paling sering terlupakan... tapi kadang aku pikir pengusaha keterlaluan jg ya kl memberi upah... :( ...
@Asop: salam kenal. Setuju... mie instant memang berefek buruk. Saya sudah tidak pernah mengkonsumsi mie instan ini sejak lama. Sayangnya banyak orang yang masih sangat suka mie instan secara berlebihan.
Tentang teman saya Danty, betul, dia suka mengajar. Dia bercita-cita jadi guru. Anaknya cukup idealis. Semoga saja idealismenya tidak akan pernah padam.
mie instant will never kill me... we are best friend..
and now i found the good one beside indomie... ABC Selera Pedas...
so i eat only Indomie or ABC Selera Pedas when i eat mie instant...
and you know, life's need improvement...
for 1.5 hour teaching english, i earn 60k...
it means, i can buy a box of mie instant for one meeting....
or 6 pack of cigarettes for one meeting..
but now, once again, life's need improvement, i eat steak twice a week... do you know why? because i earn much money now and safe it...
so........ i'm happy now...
peace on you
@igor: life is about choice, that's what I wrote igor ... I don't buy steak not because I don't have money... but because I don't eat meat... ;p ...
Post a Comment