Hal yang pertama kuingat tentang Dany dan impiannya punya sepeda adalah ketika dia bercerita padaku kalau dia mengumpulkan kupon (?) yang didapat dari pembelian cat merek tertentu. Kupon-kupon itu dalam jumlah tertentu (1500??) akan bisa ditukarkan dengan sebuah sepeda (harap dicatat bahwa dia tidak membabi buta membeli untuk kemudian mengkoleksi cat ribuan kaleng tersebut tapi berhubung orang tuanya mempunyai toko material maka dia berhasil mengumpulkan kupon dalam jumlah buuuanyak).
Namun tampaknya usaha dia itu tidak membuahkan hasil karena sebelum jumlah kupon memenuhi persyaratan untuk ditukar dengan sepeda, periode penukaran kupon cat tersebut sudah berakhir. Ugh ... kisah yang berakhir sedih... #menangis
Tapi nampaknya memiliki sepeda sudah menjadi obsesi tersendiri buat Dany karena setelah kisah tragis kupon berhadiah itu, dia masih dengan semangat bercita-cita untuk membeli sepeda.
Sampai dia lulus (dan langsung kerja) dan sampai aku terbang (tanpa sayap) ke pojok belahan bumi bagian selatan ini, Dany belum juga membeli sepeda.
Berita bahagia baru muncul kemudian ketika pertengahan tahun lalu dia akhirnya bisa membeli sepeda yang harganya juta-juta (entah berapa tepatnya tapi yang pasti nol-nya banyak). Lalu setelah itu lagi, dia membeli sepeda dengan nama genit "SELI" ... yang kukira semula adalah nama perempuan centil atau paling tidak nama anjing pudel berpita merah jambu lucu (hubungannya apa coba?)yang aku tidak tahu dia beli dengan berapa nol. Lalu aku dengar lagi dia mau membeli sepeda lain lagi... entah sudah jadi beli entah belum. (ctt. untung setelah itu aku tidak mendengar lagi dia beli sepeda apa lagi dan aku berharap memang dia tidak membeli sepeda lain lagi. Karena kalau dia membeli sepeda lagi, blogku ini pasti akan jadi membosankan karena akan berisi kronologi pembelian sepeda milik Dany... ok??).
Setelah punya sepeda, Dany bergabung dengan komunitas sepeda di Semarang dan dia jadi sering bersepeda kemana-mana mana mana mana mana ... wis pokoknya ke banyak tempat (betisnya jadi gedhe nggak ya??? hehehe... #membayangkanbetisDany ... wkwkwkwkkwk ... tapi aku tak berpikiran kotor lho ya). Sayangnya Dany dan sepedanya hanya ada dalam cerita karena sesungguhnya sampai saat ini aku belum pernah melihat Dany naik sepedanya. Di liburku yang pendek kemarin pun aku tidak sempat melihat dia bersepeda. Mungkin dia tidak mau meminjamkan sepedanya padaku, takut kalau sepedanya ketularan gila-ku.
Anyway... kisah Dany dan sepedanya berakhir dengan bahagia. Terakhir yang membuat aku mengangkat jempol untuk dia adalah ketika dia mengendarai sepedanya dari SOLO-SEMARANG... Solo ke Semarang saudara-saudara, 101 km lebih ... dengan waktu tempuh 10 jam. SIP ... SIP ... SIP ... Aku angkat jempol buat dia karena aku tak akan mau (dan mampu) naik sepeda sejauh itu. Naik sepeda motor pun aku tak mau. Maklum sudah tua, jadi tahu diri. Bisa masuk angin nggak keluar-keluar nantinya.
JADI, moral of the story adalah Jangan pernah berhenti bermimpi dan berjuang untuk meraih mimpi itu karena kalau kamu benar-benar menginginkan sesuatu dan kamu berjuang untuk mendapatkannya, kamu pasti akan berhasil. Seperti Dany yang akhirnya mendapat sepeda yang dia impikan.
SELAMAT ULANG TAHUN DANY-BOY ...
Semoga kamu bisa meraih semua hal yang kamu inginkan. Semoga kamu bisa bersepeda keliling Eropa seperti guru Gis (Mrs Only) yang pada usianya yang ke 60+ menempuh 4300 lebih km...
7 September 2011
4 comments:
Mbak, bersepeda memang bisa membesarkan betis (berotot). Tapi kalo mau betis mengecil, lompat tali. :)
#Hahahaha
whattttssssss????
SEMARANG SOLO 10 jam????? naikkk sepedaaa?
tambah langsing ki mestii ko danny....ckckckkckckc...edan tenan....
harusnya masuk muri tuhhh
@asop: kok lompat tali?? skipping? kalau itu, betis kecil, lengan jad besar ... heho...
@glo: sekarang kan lagi trend Glo... naik sepeda kemana2, bike to work... bike to entah apa lagi... semoga saja bukan sekedar trend tapi karena memang ada kesadaran akan lingkungan sekitar.
Baru tau kalo ada ginian... ┼┼A┼┼A┼┼A┼┼A┼┼A . . .=))... Thanks madam buat ceritanya...
Betis saya masih tetap sama ukurannya kok...
Sekarang sepedaku ada 3, belum ada apa2nya dengan pemilik "penjara sepeda" yang ada di jakarta...
Post a Comment