"Ayo pulang."
"Sebentar, pekerjaanku belum selesai."
"Kamu dimana? Aku masih menunggumu di sini."
"Sebentar, tinggal sedikit. Kalau sudah selesai, aku akan ke sana."
"Jadi nonton kan?"
"Ehhmmm... kalau lain kali aja gimana? Pekerjaanku masih banyak."
"Ngopi yuk."
"Nggggg... aku capai, besok harus bangun pagi. Pekerjaanku belum selesai. Jangan sekarang ya?"
Aku bertemu denganmu setelah aku terlanjur mengawini pekerjaanku. My top priority is my work. Seperti kencan dengan kekasih gelap, seribu satu alasan kuberikan kepadamu karena aku tak ingin meninggalkan cinta pertamaku itu.
Dan ...
Kau akhirnya pergi ...
Aku tahu saat itu aku melukai hatimu, melukai egomu. Aku terlalu tinggi hati untuk mengatakan maaf padamu. Aku membiarkanmu pergi. Aku juga tak mengijinkanmu mengungkapkan rasamu padaku.
Aku tidak tahu aku harus menangis, patah hati, atau harus apa.
Yang aku tahu, aku tak akan bisa menahanmu dan memintamu untuk selalu mencintaiku tanpa mau mencintaimu dengan sepenuh hati.
Aku tahu kamu membutuhkan seseorang yang selalu mendampingimu, mengerti kamu, menyayangimu dan selalu ada untukmu. Dan aku bukan orang yang tepat untukmu.
Aku memasang mata dan telinga untuk selalu tahu kamu ada dimana dan sedang apa. Namun aku berusaha untuk tak memakai rasaku. Kau temanku, aku ingin tahu bahwa kamu selalu baik-baik saja.
Dan...
Kau menemukan kekasih baru...
Aku tahu kamu bahagia karena menemukan cintamu. Aku tahu bahwa kau menemukan kekasih yang kau cari.
Aku tidak tahu aku harus menangis, patah hati, atau harus apa.
Yang aku tahu, aku tak akan bisa menahanmu dan memintamu untuk selalu mencintaiku tanpa mau mencintaimu dengan sepenuh hati.
Kekasihmu memberikan hal yang tidak bisa kuberikan kepadamu. Dia memberikan hatinya padamu. Dia memberikan perhatiannya padamu. Dia memberikan waktunya untukmu.
Otakku mengatakan kalau sudah sewajarnya kamu menemukan seseorang yang baru. Bibirku tersenyum, mataku kering. Namun hatiku patah dan berdarah. Kau temanku, aku ingin kau melihat bahwa aku baik-baik saja.
"Hai. Lama nggak kedengar kabarnya. I miss you."
"Hehehehe ... sorry ... aku lagi sibuk. Banyak pekerjaan nih."
"Kapan-kapan kita makan bertiga yuk."
"Yuk. Kalau pekerjaanku sudah tak terlalu banyak, aku kabarin."
Aku menutup telepon, menekan rasa sakit di dadaku, menahan airmataku supaya tak jatuh, mengganti lagu "Someone like you" milik Adele dengan "Check Yes Juliet" milik We The Kings, dan melanjutkan pekerjaanku.
*kutulis untuk seorang kawanku, "It's hard to let go but sooner or later... memories will fade ... "
2 comments:
Eh ngomong2, lagu2 Adele menggalau semua... :(
wkwkwkwkwkwk... itu kata "galau" memang menggalaukan dunia pergalauan ... dan beberapa hari ini aku dikejar2 Adele ... di supermarket, di kampus, di bus station... bahkan tetanggapun weekend kemarin berkaraoke lagu Adele ... #annoyedly galau
Post a Comment