Di Aussie ini, yang paling kasihan (dalam hal ‘bahasa’) adalah English speaking people lho … Basically bahasa mereka adalah bahasa Inggris, bahasa yang dimengerti oleh banyak orang, jadi kalau mereka lagi ngomongin seseorang atau sesuatu yang bukan untuk konsumsi umum meskipun mereka bisik-bisik tetep aja orang bisa tahu mereka ngomong apa (aku nggak bermaksud nguping sih… tapi otomatis denger aja… lha piye??). On the other hand, orang-orang lain (non-English speaking people) yang berasal dari berbagai tempat lain di bumi ini ‘lebih beruntung’ karena mereka/kami bisa ngomong pake bahasa nasional dan/atau bahasa daerah masing-masing. Contohnya aku dan Goen yang bisa ngomong bahasa Jawa (yang jarang banget dimengerti sama orang di sini), bisa ngomong aneh-aneh (termasuk ngrasani orang) dan guyon pake bahasa Jawa tanpa ada orang tahu.
Uji coba pertama untuk membuktikan bahwa bahasa Jawa adalah bahasa ‘rahasia’, kami lakukan di halte bis di dekat Universitas waktu mau ke City buat jalan-jalan (tanpa anak-anak… :D…). Sambil menunggu bis, Goen cerita ttg temannya yg suka nggak nepati janji dan komentarku waktu itu ‘BYANGANE…!!!’ Goen tanya ke aku ‘kira-kira orang banyak yang ada di halte bis waktu itu ada yang tahu apa yg kami omongkan nggak ya?’ Aku jawab ‘kemungkinan besar mereka nggak ngerti karena tidak ada orang yang berwajah Melayu di halte itu. Cuma kalau kami ‘misuh-misuh’ (maki-maki) mereka pasti bisa menebak-nebak dari intonasi kami.’
Terus Goen uji coba dengan bilang ‘ASU…’ tapi dengan nada biasa… dan aku clingak clinguk ngeliatin ekspressi orang-orang di halte itu… ekspressi mereka lempeng aja…
Diteruskan dengan kata ‘DIANCUK…’ itu juga tidak mengubah ekspressi orang-orang itu… hehehe … Bahagianya karena bisa misuh-misuh tanpa ketahuan…
Oooopsss… have fun-nya harus berhenti karena bisnya datang …
No comments:
Post a Comment