Ini lirik lengkap lagu ‘Ngoental Bantji’ yang di post-kan di comment wallpost-ku oleh Igor yang menyanyikan dan mungkin menciptakan lagu ini:
ndek wingi meh blonjo ngeterke semeh ning toko...
rak sido ku lungo dijak konco ning segoro
jebule ning kono kongka kongko cah do ngombe
ku melu wae ngentekke kentip ngembat mata
mripatku wis abang sirah ngelu yo tak pekso
ku horny ning dalan golek jajan sing murahan
ketemu kenalan towo towo stengah jam'an
nguntal banci kampung kali
nguntal banci kampung kali
maklum mendem mas
nguntal banci kampung kali
nguntal banci kampung kali
Kalau mau ndengerin lagu ini bisa download di:
http://www.4shared.com/fil
Lagunya enak didengarkan; kalau TOTO punya AFRICA, lagu ini punya KAMPUNG KALI … fresh and easy listening …
Aku bilang lagu itu istimewa buatku karena membuatku ingat ‘KAMPUNG KALI’ … ya … ‘very semarang … tulis yang punya lagu … ‘sangat…’ tulisku…
Kampung Kali adalah tempat favorit-ku… bukan untuk nongkrong tapi untuk lewat kalau sedang harus ke bawah (istilah ini juga Semarang sekali tampaknya, yang membedakan daerah atas (perbukitannya) dan daerah bawah (downtown sampai pesisirnya)… sambil selalu dengan pertanyaan di kepala “Kenapa tidak semua jalan di Semarang seperti ini?” Teduh ... karena dinaungi pohon2 … cukup bersih … dan ditengahnya ada sungai kecil atau mungkin tepatnya kanal kecil yang sedikit kotor memang, tapi menawarkan kesegaran di tengah terik matahari Semarang yang kadang tak kenal belas kasihan buat pengendara motor sepertiku. Aku selalu punya perasaan bahwa aku ada di tempat yang BUKAN Semarang yet IT IS SEMARANG… Setiap kali lewat Kampung Kali serasa di Bandung … at least Bandung pada masa yang masih less crowded dan colder dari Bandung yang sudah panas dan semrawut sekarang ini.
Habis denger lagu ini, tiba-tiba aja jadi pengin tahu lebih banyak tentang Kampung Kali ini … Sayangnya, sepertinya nggak banyak info tentang Kampung Kali ini. Apa nama ini muncul karena ada kali a.ka kanal kecil di tengah itu ya… or … emang udah dari sono-nya namanya seperti itu. Sempat browsing internet juga sih karena penasaran, tapi info-nya minim …
(check www.indie-indonesie.nl/con
Aihhh … semoga aja Kampung Kali tetap bertahan seperti sekarang ini … ada harapan jadi lebih bagus dan bersih juga sih… tapi cukuplah kalau bisa bertahan seperti sekarang ini…dengan pohon2-nya yang rindang…
Alasan kedua yang membuatku suka lagu ini is the fact that it mentions banci kampung kali … ehmmmm … buat aku yang baru datang di Semarang waktu awal kuliah S1 tahun 1989 (wow … udah lama ya 20 years ago plus ternyata… :D), tour awal di Semarang adalah mengunjungi tempat2 yang ‘aneh2’ seperti ‘Pecinan yang ruwet’, ‘Tanjung Mas’, ‘tempat kencan di Taman Tabanas’, ‘tempat kencan di dekat Stikubank’, ‘tempat kencan di Papandayan’, ‘tempat mangkal banci di Taman KB’ … (Thanks to Edyarso, Kuncoro, n Tintin alias Guci plus Nulik dan mobil bak terbukanya Edy … hahahaha miss u guys…) … Tapi kok aku nggak ingat diajak TOUR untuk lihat banci di Kampung Kali ya???? Apa waktu itu mereka belum mangkal di Kampung Kali? Berarti mereka ada di tempat lain … atau mereka belum banyak jadi Taman KB udah cukup? … Sekarang pun sepertinya aku nggak pernah lihat mereka lagi di sekitaran Kampung Kali … kemana ya mereka???
Buat aku yang masih muda (dan lebih ‘naif’ (?) waktu itu, lucu dan asyik juga ngeliat banci2 itu. Cantik nan kuat … seksi dan berotot… yang jelas mereka terlihat lebih cewek dari aku yang minimalis kualitas ‘kecewekannya’ … But later on setelah tahu lebih banyak … aku mulai belajar bahwa para banci itu termasuk kelompok minoritas yang selama ini mendapat perlakuan sangat diskriminatif … mereka tidak masuk kelompok ‘laki-laki’ dan juga bukan ‘perempuan’ … Aku mbayangin sengsaranya mereka kalau mau ke public toilet aja … bingung kan? Masuk ke Gents apa Ladies coba? Toilet pun jadi diskriminatif… (tapi untungnya pipis di pohon or di pinggir tembok belum dilarang ya… jadi… problem solved ) … belum lagi masalah cari duit … begitu dapat post lagu ini pun … aku langsung nyengir karena yang ada di kepala ya … banci=prostitute… yang … maaf… low class … mereka selalu tersingkir … dan tak terlindungi … So … balik lagi ke pertanyaan sekarang mereka dimana ya? Terusir kemana? Tersingkirkan kemana? (waktu aku address banci2 ini dengan kata ‘mereka’ aku tampaknya udah memposisikan banci sebagai liyan, OTHER)
Alasan ketiga aku menikmati lagu ini adalah bahasa yang dipake bahasa Jawa ‘Semarangan’ banget … kata ‘semeh = ibu’ kaya’nya cuman anak Semarang yang tahu ya (kata ini pertama aku dengar dari Mbak Lisa, Sastra Inggris Undip ’88)… terus penulisan liriknya yang udah nggak ‘JAWA’ … sido = sida? segoro = segara? (samudra apa laut?) blonjo = blanja? Plus … pake kata bahasa Inggris horny yang sukar dicari padanan bahasa Jawa yang pas mungkin ya…
That’s it … kalau nulis dan penasarannya diperpanjang … kuliahku ntar nggak selesai2...
Cheers ….
No comments:
Post a Comment