Waktu itu sudah sore dan aku sudah siap untuk pulang ke rumah. Kebetulan waktu itu aku pulang bersamaan dengan salah satu mahasiswa. Sampai di tempat parkir aku sudah siap memacu motorku untuk pulang ketika aku dapati mahasiswa itu masih bingung mencari-cari sesuatu di tas-nya.
‘Cari apa,’ tanyaku sambil mendekatkan motorku ke tempat dia berdiri.
‘Kunci motorku, madam,’ jawabnya sambil terus mengaduk-aduk tasnya. ‘Kok nggak ada ya?’
Dia meletakkan tasnya di jok sepeda motor dan mulai mencari kunci di saku jaketnya. Aku tidak bisa banyak menolong, aku hanya bisa memandangi dia mencari kunci dengan prihatin. Karena kunci itu tidak juga ketemu, dia mulai melepas jaketnya, mencari di kantong bajunya dan meraba-raba badannya dengan agak panik (harap maklum yang namanya kampus tempatku bekerja tuh jauh dari mana-mana, apalagi kalau sudah sore… mencari angkutan bukan barang yang mudah. Kehilangan kunci motor = bencana). Melihat dia agak panik, aku semakin prihatin so… mataku semakin tajam menatapnya berharap dia bisa segera menemukan kuncinya.
Karena nampaknya kunci itu tidak ada di kantong bajunya, dia mulai meraba dan merogoh saku-saku celananya. Otomatis mataku juga mengikuti kemana tangannya bergerak (ya kan aku nggak mungkin membuang muka dan bersiul-siul ngeliat dia kesulitan gitu…).
Terus tahu-tahu dia membuka celana panjangnya dan mulai mencari kunci itu di celana pendek yang dipakainya sambil bilang., ‘Apa ada di kantong celana pendekku ya? Tadi aku sempat copot celana panjang dan pakai celana pendek.’ Alasan yang masuk akal karena mahasiswa kalau lagi basket atau futsal memang sering terus pake celana pendek gitu aja di kampus terutama kalau sore hari. Jadi aku diam saja dan tetap menatap dia yang sedang mencari-cari kunci di celana pendeknya sambil berharap (-harap cemas) semoga dia menemukan kuncinya itu.
Tiba-tiba saja dia berhenti mencari, menatapku, dan bilang, ‘Madam kok ngeliatin aku?’
Hah!!! Aku tiba-tiba tersadar… walaupun pikiranku waktu itu (sungguh) nggak kemana-mana selain berharap kunci itu ketemu… tapi mataku nanar menatap ooopppsss sorry … celana pendeknya…
‘He he,’ kataku menutupi malu. ‘Kalau kamu copot juga celana pendek itu, aku kasih kamu 10.000….’
No comments:
Post a Comment